DASAR PEMASARAN
PENGERTIAN
KONSEP DAN LINGKUP PEMASARAN
Pengertian dan Ruang lingkup
pemasaran
Hal utama yang menjadi dasar perlu
adanya pemasaran bagi perusahaan adalah karena produk yang dihasilkannya tidak
bisa mencari konsumennya sendiri. Oleh karena itu, di setiap koorporat selalu
terdapat bidang khusus yang menangani distribusi produk mereka agar sampai ke
tangan konsumen. Divisi tersebut dinamakan divisi pemasaran, yang di dalamnya
termasuk bagian penjualan.
Semakin ketatnya kompetisi di antara
perusahaan, menjadikan bidang pemasaran ini mendapat perhatian sangat serius
para ahli, karena ia menjadi semacam roh bagi sebuah koorporat. Betapa pun
bagusnya sebuah produk, tanpa didukung pemasaran yang memadai, akan menjadi
sia-sia. Kualitas sebuah produk memang menentukan daya tarik bagi konsumen,
tetapi tanpa didukung model pemasaran yang memadai, akan sulit sampai ke tangan
konsumen.
Sebuah produk barang atau jasa tidak
akan dibeli apabila konsumen tidak mengetahui kegunaannya, keunggulannya,
dimana produk dapat diperoleh dan berapa harganya. Untuk itulah konsumen yang
menjadi sasaran produk perlu diberikan informasi yang jelas mengenai:
· Sebuah produk beserta
mutunya.
· Kegunaan produk tersebut serta
cara penggunaanya.
· Di mana produk tersebut bisa
didapatkan
· Jika dianggap perlu disebutkan
berapa harganya
Kedua poin pertama dilakukan oleh
bagian promosi. Setelah sebuah produk, baik berupa barang mau pun jasa cukup
dikenal oleh konsumen, barulah sarana distribusi agar produk tersebut sampai di
tangan konsumen ditentukan strateginya. Ini dilakukan oleh bidang penjualan.
Kedua bidang tersebut merupakan bagian dari divisi pemasaran.
Pengertian Pemasaran
Secara umum, pemasaran cenderung
didefinisikan sebagai proses distribusi barang atau jasa yang dihasilkan suatu
perusahaan atau koorporat kepada konsumen. Perhatikan difinisi-definisi berikut
:
1. Pengertian Pemasaran Menurut H.
Nystrom
Pemasaran merupakan suatu kegiatan
penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen.
2. Pengertian Pemasaran Menurut
Philip dan Duncan
Pemasaran yaitu sesuatu yang
meliputi semua langkah yang dipakai atau dibutuhkan untuk menempatkan barang
yang bersifat tangible ke tangan konsumen.
3. Pengertian Pemasaran Menurut
Asosiasi Pemasaran Amerika Serikat / American Merketing Association
Pemasaran adalah pelaksanaan
kegiatan usaha pedagangan yang diarahkan pada aliran barang dan jasa dari
produsen ke konsumen.
4. Pengertian Pemasaran Menurut
Wilkipedia
Pemasaran adalah sebuah proses dalam
memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Jadi, segala kegiatan dalam
hubungannya dalam pemuasan kebutuhan dan keinginan manusia merupakan bagian
dari konsep pemasaran.
Pemasaran dimulai dengan pemenuhan
kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya,
seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada
segelas air maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya
ingin memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu
misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini
memilih Aqua botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan
keinginannya yang juga mudah dibawa.
Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan
keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan
produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan
mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran
disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan
prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.
Jika kita tilik pengertian di atas,
maka pemasaran hanya diartikan sebagai kegiatan mendistribusikan produk dari
produsen ke konsumen. Dengan pengertian seperti itu menjadi tak ada bedanya
antara pemasaran dan penjualan.
Hingga saat ini masih banyak orang,
termasuk beberapa eksekutif, belum bisa memahami perbedaan antara pemasaran
dengan penjualan. Padahal, sesungguhnya kedua istilah tersebut memiliki konsep
yang berbeda.
Dalam konsep penjualan, suatu
perusahaan meluncurkan produk baru. Setelah itu, perusahaan tersebut
menggunakan segala methoda penjualan untuk merayu konsumen agar membeli produk
tersebut. Setelah konsumen terbujuk, diharapkan mereka mau membeli produk
tersebut sehingga perusahaan memperoleh laba. Jadi, dalam konsep penjualan,
perusahaan mengarahkan permintaan konsumen agar sesuai dengan produk yang
dimilikinya. Hal ini berbeda dengan konsep pemasaran. Di dalam konsep
pemasaran, langkah perusahaan diawali dengan penjajakan untuk mengetahui apa
yang diinginkan atau dibutuhkan konsumen. Kemudian, perusahaan tersebut
mengembangkan sebuah produk yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan
konsumen, dari sini perusahaan mendapatkan laba. Di sini, perusahaan
menyesuaikan produk mereka untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan
konsumen.
Perbedaan Orientasi Produksi,
Orientasi Penjualan, dan Orientasi Pemasaran
Sebagaimana diuraikan sebelumnya,
aktivitas pemasaran ibarat jantung kehidupan bagi sebuah perusahaan. Oleh
karena itu, semakin hari semakin banyak perusahaan menganut konsep pemasaran
dalam melakukan aktivitas bisnisnya. Namun, sebagaimana halnya konsep lainnya,
konsep pemasaran ini harus diaplikasikan dengan sungguh-sungguh supaya
diperoleh manfaatnya secara maksimal. Tanpa itu, ia akan menjadi pembicaraan
yang tanpa arti bagi suatu perusahaan bisnis. Dalam pernyataan ini terkandung
makna bahwa : (1) Kegiatan pemasaran harus dikoordinasikan secara menyeluruh
dengan pihak-pihak lain dan dikelola secara sungguh-sungguh; (2) Eksekutif
pemasaran harus selalu terlibat dan berperan maksimal dalam perencanaan
perusahaan. Jika kedua item tersebut mulai diterapkan dalam sebuah perusahaan,
maka bisa dikatakan bahwa manajemen pemasaran mulai berkembang di dalam
perusahaan tersebut. Jadi, manajemen pemasaran adalah konsep pemasaran dalam
tingkat nyata.
Terdapat 3 tahap perkembangan, dan
tahap yang keempat sekarang sedang muncul. Meskipun demikian, banyak perusahaan
masih berada pada tingkat awal dalam menerapkan konsep pemasaran. Hanya
beberapa perusahaan saja yang telah menerapkan tahap-tahap mutakhir dari
perkembangan filsafat dan praktek pemasaran.
Ada pun tahap-tahap perkembangan
atau evolusi manajemen pemasaran adalah sebagai berikut :
Tahap Orientasi Produksi
Pada tahap awal ini, sebuah
perusahaan biasanya berorientasi ke bidang produksi. Perencanaan perusahaan
dibuat oleh eksekutif produksi dan departemen tehnik. Peran dari bidang atau
departemen penjualan hanyalah sekadar menjual produk yang dihasilkan oleh
bagian produksi dan keuangan. Tahap ini sering disebut sebagai tahap “perangkap
tikus” yang lebih baik. Asumsi yang mendasari ialah asal produk bermutu baik dan
harga yang wajar, produk pasti laku dijual. Tidak dibutuhkan upaya pemasaran
untuk membujuk orang membeli produk yang ditawarkan.
Dalam tahap ini, perusahaan belum
mengakui departemen pemasaran. Yang ada adalah departemen penjualan yang
dipimpin oleh manajer penjualan yang bertugas mengelola tenaga penjualan. Hal
semacam ini mendominasi berbagai perusahaan di dunia hingga tahun
1930-an.
Tahap Orientasi Penjualan
Depresi perekonomian dunia memberi
sebuah pelajaran berharga bahwa masalah utama dalam ekonomi adalah bukanlah
memproduksi berbagai produk secara cukup. Tetapi yang menjadi masalah adalah
bagaimana menjual produk-produk tersebut. Hanya memproduksi “perangkap tikus”
yang lebih baik tidak menjamin keberhasilan perusahaan dalam menguasai pasar. Untuk
menguasai pasar, harus dilakukan promosi yang memadai. Dengan promosi yang
memadai, penjualan produk secara besar-besaran akan bisa dicapai. Dalam tahap
ini, penjualan dan pengelolaannya memperoleh pengakuan dan tanggung-jawab baru
dalam perusahaan.
Akan tetapi, di samping memperoleh
pengakuan yang tinggi, pada tahap ini penjualan memperoleh reputasi yang buruk.
Jaman ini dikenal sebagai jaman “menjual keras”. Hal ini digambarkan dengan
para sales yang mendatangi rumah ke rumah ( door to door ). Dengan perilaku ini
menyebabkan calon konsumen “terpaksa harus membeli” produk yang ditawarkan para
sales tersebut. Konsep “menjual keras” ini tidak hanya dilakukan oleh bisnis
korporat saja, tetapi organisasi-organisasi non bisnis juga menggunakan konsep
ini. Akibatnya, konsep “penjualan keras” ini banyak menuai kritik dan kecaman.
Bahkan pekerjaan sebagai sales banyak mendapat pandangan negatif.
Pada tahap penjualan ini, terjadi
dua perubahan penting dalam pengelolaan organisasi bisnis. Pertama, semua aktivitas
pemasaran seperti periklanan dan riset pemasaran biasanya dipimpin oleh manajer
penjualan atau wakil direktur bidang penjualan. Kedua, kegiatan seperti
pelatihan dan analisis penjualan yang sebelumnya ditangani oleh departemen lain
sekarang dikelola oleh departemen penjualan. Secara umum tahap ini berjalan
dari tahun 1930-an sampai tahun 1950-an.
Tahap Orientasi Pemasaran
Pada tahap ketiga ini,
perusahaan-perusahaan menganut konsep manajemen pemasaran yang terkoordinir dan
diarahkan untuk mencapai tujuan ganda : orientasi konsumen dan volume penjualan
yang menguntungkan. Perhatian ditujukan ke pemasaran, bukan ke penjualan.
Eksekutif puncaknya disebut sebagai manajer pemasaran atau wakil direktur
pemasaran. Dalam tahap ini beberapa aktivitas yang biasanya dikelola oleh
eksekutif departemen lain, kini menjadi tanggung-jawab manajer pemasaran.
Misalnya aktivitas pengendalian sediaan, pergudangan dan aspek-aspek
perencanaan produk. Para manajer pemasaran dilibatkan sejak tahap awal dari
daur produksi. Dengan pelibatan sejak awal ini diharapkan mereka dapat
mengintegrasikan pemasaran ke dalam setiap tahap dari aktivitas perusahaan.
Pemasaran harus mempengaruhi semua kebijakan perusahaan, baik yang jangka
pendek maupun yang jangka panjang.
Penerapan konsep pemasaran ini akan
berhasil hanya bila mendapat dukungan dari manajemen puncak. Pasalnya, “hanya
manajemen puncaklah yang bisa menyediakan iklim, disiplin, dan kepemimpinan
yang dibutuhkan untuk sebuah program pemasaran yang berhasil,” demikian ungkap seorang
eksekutif Chase Bank. Bahkan, seorang eksekutif puncak pemasaran di
International Mineral and Chemical Coorporation memperingatkan :”Sebuah
perusahaan tidak dapat menjadi sadar konsumen hanya karena keputusan dan
perintah. Karena semua organisasi cenderung mencontoh pemimpinnya, sehingga
penting untuk seorang pemimpin bisnis menjadi sadar-konsumen....Dia akan dapat
mengembangkan suasana, atmosfir dan semangat kesatuan yang memantulkan citra
bahwa konsumen adalah raja di perusahaan kami, dan gagasan ini meresap ke
seluruh bagian dalam perusahaan”.
Dewasa ini sebagian besar perusahaan
besar, terutama perusahaan multi nasional, berada pada tahap ini. Mereka telah
mengadopsi konsep pemasaran untuk menjalankan usaha bisnisnya. Burouhgs
Coorporation menunjukkan citra perusahaan yang telah sepenuhnya menerapkan
konsep pemasaran. Dia berkata,”Setiap perusahaan yang bukan merupakan
organisasi pemasaran tidak dapat dikatakan sebagai perusahaan.” Presiden
Direktur Pepsi Cola berkata,”Bisnis kita adalah bisnis pemasaran”.
Tahap Orientasi Manusia dan
Tanggung-jawab Sosial
Kondisi sosial dan ekonomi pada
tahun 1970-an mendorong munculnya tahap ke empat dalam evolusi manajemen
pemasaran, tahapan yang banyak diwarnai oleh orientasi sosial
kemasyarakatannya. Di sini eksekutif pemasaran harus bertindak berdasarkan
sikap dan tanggung-jawab sosial jika mereka ingin berhasil, atau selamat.
Tekanan-tekanan dari luar – tekanan-tekanan dari luar – ketidakpuasan konsumen,
perhatian pada masalah-maslah lingkungan, dan kekuatan-kekuatan politik yang
legal – mempengaruhi program pemasaran perusahaan-perusahaan.
Yang perlu diperhatikan adalah
meskipun di atas diuraikan pembagian tahun untuk masing-masing tahapan,
sesungguhnya pembagian di atas hanyalah pembagian secara umum saja. Pada
kenyataannya, tidak ada waktu yang pasti yang membatasi masing-masing dari
keempat tahapan evolusi manajemen pemasaran di atas.
Utilitas
Utilitas adalah hubungan antara
keinginan konsumen dengan nilai atau kegunaan barang/jasa yang dijual. Empat tipe
utilitas adalah sebagai berikut:
- Utilitas bentuk: nilai tambah suatu produk karena perubahan bentuknya. Contoh: mobil minivan, dengan bentuknya dapat dipakai sebagai mobil penumpang ataupun truk pengangkut.
- Utilitas tempat: nilai tambah karena barang atau jasa tersedia pada tempat yang diinginkan konsumen. Contoh: restoran fast-food yang menyediakan paket layanan antar.
- Utilitas waktu: nilai tambah barang atau jasa karena lebih cepat atau ada ketika dibutuhkan. Contoh: mesin ATM, karena lebih cepat dibanding ke teller bank.
- Utility kepemilikan: nilai tambah pada produk sehingga pembeli berhak memakai atau mengkonsumsi.
Dari sumber lain didapat pembahasan
mengenai Utilitas, menurut Wilkipedia:
Dalam ekonomi, utilitas adalah
jumlah dari kesenangan atau kepuasan relatif (gratifikasi) yang dicapai. Dengan
jumlah ini, seseorang bisa menentukan meningkat atau menurunnya utilitas, dan
kemudian menjelaskan kebiasaan ekonomis dalam koridor dari usaha untuk
meningkatkan kepuasan seseorang. Unit teoritikal untuk penjumlahan utilitas
adalah util.
Doktrin dari utilitarianisme ,elihat
maksimalisasi dari utilitas sebagai kriteria moral untuk organisasi dalam
masyarakat. Menurut para utilitarian, seperti Jeremy Bentham (1748-1832) dan
John Stuart Mill (1806-1876), masyarakat harus bertujuan untuk
memaksimalisasikan jumlah utilitas dari individual, bertujuan untuk
"kebahagiaan terbesar untuk jumlah terbesar".
Dalam ekonomi neoklasik,
rasionalitas didefinisikan secara tepat dalam istilah dari kebiasaan maksimalisasi
utilitas dibawah keadaan ekonomi tertentu. Sebagai kebiasaan usaha hipotetikal,
utilitas tidak membutuhkan adanya keadaan mental seperti
"kebahagiaan", "kepuasan", dll.
Utilitas digunakan oleh ekonom dalam
konstruksi sebagai kurva indiferen, yang berperan sebagai kombinasi dari
komoditas yang dibutuhkan oleh individu atau masyarakat untuk mempertahankan
tingkat kepuasan. Utilitas individu dan utilitas masyarakat bisa dibuat sebagai
variabel tetap dari fungsi utilitas (contohnya seperti peta kurva indiferen)
dan fungsi kesejahteraan sosial. Ketika dipasangkan dengan komoditas atau
produksi, fungsi ini bisa mewakilkan efisiensi Pareto, yang digambarkan oleh
kotak Edgeworth dan kurva kontrak. Efisiensi ini merupakan konsep utama ekonomi
kesejahteraan.
Fungsi Pemasaran
Dengan adanya pemasaran konsumen
tidak perlu lagi memenuhi kebutuhan pribadi secara sendiri-sendiri dengan
melakukan pertukaran antara konsumen dengan pelaku pemasaran sehingga akan ada
banyak waktu konsumen untuk kegiatan yang dikuasai atau disukai.
Fungsi-Fungsi Pemasaran :
1. Fungsi Pertukaran
Dengan pemasaran pembeli dapat
membeli produk dari produsen baik dengan menukar uang dengan produk maupun
pertukaran produk dengan produk (barter) untuk dipakai sendiri atau untuk
dijual kembali.
2. Fungsi Distribusi Fisik
Distribusi fisik suatu produk
dilakukan dengan cara mengangkut serta menyimpan produk. Produk diangkut dari
produsen mendekati kebutuhan konsumen dengan banyak cara baik melalui air,
darat, udara, dsb. Penyimpanan produk mengedepankan menjaga pasokan produk agar
tidak kekurangan saat dibutuhkan.
3. Fungsi Perantara
Untuk menyampaikan produk dari
tangan produsen ke tangan konsumen dapat dilakukan pelalui perantara pemasaran
yang menghubungkan aktivitas pertukaran dengan distribusi fisik. Aktivitas
fungsi perantara antara lain seperti pengurangan resiko, pembiayaan, pencarian
informasi serta standarisasi / penggolongan produk
2. Konsep Pemasaran
Pemasaran adalah keinginan manusia
dalam hubungannya dengan pasar. Pemasaran maksudnya bekerja dengan pasar untuk
mewujudkan transaksi yang mungkin terjadi dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginan manusia. Pemasar adalah orang yang mencari sumberdaya dari orang lain
dan mau menawarkan sesuatu yang bernilai untuk itu. Kalau salah satu pihak
lebih aktif mencari pertukaran daripada pihak lain, maka pihak pertama adalah
pemasar dan pihak kedua adalah calon pembeli.
Dari konsep inti pemasaran maka, ada
lima konsep pemasaran yang mendasari cara organisasi melakukan kegiatan
pemasarannya.
Konsep Pemasaran Berwawasan Produksi
Konsep ini adalah salah satu konsep
tertua, yaitu akan memilih produk yang mullah didapat dan murah harganya. Dalam
hal ini memusatkan perhatiannya untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi
serta cakupan distribusi yang luas. Konsep ini dapat dijalankan apabila
permintaan produk melebihi penawarannya dan dimana biaya produk tersebut sangat
tingi. Kelemahan konsep pemasaran ini adalah pelayanan tidak ramah dan
buruk.
Konsep Pemasaran Berwawasan Produk
Konsep ini berpendapat bahwa
pelanggan akan memilih produk yang menawarkan mutu, kinerja terbaik dan
inovatif dalam hal ini memuaskan perhatian untuk membuat produk yang lebih baik
dan terus menyempurnakannya. Industri yang berwawasan ini cenderung tidak
memperhatikan keinginan dan kebutuhan dari pelanggan, sehingga divisi pemasaran
akan mengalami kesulitan dalam pemasaran.
Konsep Pemasaran Berwawasan Menjual
Konsep ini berpendapat bahwa kalau
pelanggan dibiarkan saja, pelanggan tidak akan membeli produk industri dalam jumlah
cukup sehingga harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. Konsep
ini beranggapan bahwa pelanggan enggan membeli dan harus didorong supaya
membeli. Konsep ini sering digunakan pada " Produk yang tidak dicari"
atau tidak terpikir untuk dibeli serta pada industri yang mengalami kelebihan
kapasitas produksi.
Konsep Pemasaran Berwawasan
Pemasaran
Konsep ini berpendapat bahwa kunci
untuk mencapai tujuan industri terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan
pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif
dan efisien daripada saingannya. Konsep berwawasan pemasaran bersandar pada
empat pilar utama, yaitu :
(1) pasar sasaran,
(2) kebutuhan pelanggan,
(3) pemasaran yang terkoordinir
serta
(4) keuntungan.
Konsep ini telah dinyatakan dalam
banyak cara
- Memenuhi kebutuhan dengan
menguntungkan
- Temukan keinginan dan penuhilah
- Cintailah pelanggan bukan
produknya
- Dapatkanlah sesuai kesukaan anda
- Berusaha sekuat tenaga memberikan
nilai, mutu dan kepuasan tertinggi bagi uang pelanggan.
Konsep Pemasaran Berwawasan
Bermasyarakat
Konsep ini beranggapan bahwa tugas
industri adalah menentukan kebutuhkan, keinginan serta kepentingan pasar
sasaran dan memenuhi dengan lebih efektif serta lebih efisien daripada saingannya
dengan cara mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan pelanggan dan
masyarakat. Konsep pemasaran bermasyarakat meminta pemasar untuk menyeimbangkan
tiga faktor dalam menentukan kebijaksanaan pemasaran, yaitu
(1) keuntungan industri jangka
pendek,
(2) kepuasan pelanggan jangka
panjang dan
(3) kepentingan umum dalam
pengambilan keputusan.
Dalam sejarah, konsep pemasaran ada
3 era yang dapat dijelaskan berikut ini :
1. Era Produksi (prodiction era)
· Fokus produsen atau berkonsentrasi
pada produksi.
· Jenis market adalah seller’s
market (pasar penjual) dimana permintaan (demand) barang atau jasa
lebihbesardaripada penawaran (supply), sehingga memicu adanya produksi masal
dan pada akhirnya penawaran lebih besar daripada permintaan. Atau menjadi jenis
pasar pembeli (buyer’s market).
2. Era Penjualan (sales era)
· Karena penawaran lebih besar dari
pada permintaan, maka focus pemasaran adalah menjual.
3. Era Pemasaran (marketing era)
· Produsen lebih fokus kepada pasar
atau berorientasi pada pelanggan (consumer orented).
· Sehingga produsi barang atau jasa
disesuaikan dengan keinginan konsumen.
· Contohnya pelayanan deliveri dan
drive through only untuk pembelian hamburger, yang memanjakan konsumen.
Definisi Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran adalah konsep
dimana perusahaan atau produsen harus memberikan produk atau jasa ataupun
pelayanan yang diinginkan pelanggan yang ada ataupun pelanggan potensial untuk
mendatangkan keuntungan.
Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan
membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam
satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen. Dengan kata lain,
segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang
terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang
mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.
Perusahaan membagi pangsa pasar ke
dalam segmen-segmen pasar tertentu di mana masing-masing segmen tersebut
bersifat homogen. Perbedaan keinginan dan hasrat konsumen merupakan alasan yang
utama untuk diadakannya segmentasi pasar. Jika terdapat bermacam-macam hasrat
dan keinginan konsumen, maka perusahaan dapat mendesain suatu produk untuk
mengisi suatu heterogenitas keinginan dan hasrat tersebut. Dengan demikian
dapat berkreasi dengan suatu penambahan penggunaan yang khusus untuk konsumen
dalam segmen yang diinginkan. Konsumen akan mau membayar lebih tinggi terhadap
produk yang mereka butuhkan bila mereka menerima berbagai keuntungan dari
produk tersebut.
Perusahaan atau para penjual
mengklasifikasikan beberapa kelompok sasaran segmen pemasaran, yakni segmentasi
pasar konsumen, segmentasi pasar industri, dan segmentasi pasar internasional.
Kelompok segmen pasar tersebut memiliki karakteristik berbeda, sehingga
memerlukan cara tersendiri untuk menanganinya.
Strategi Pemasaran
Masyarakat selaku konsumen pembeli
perumahan tidak dengan begitu saja membeli rumah tanpa mempunyai pertimbangan
tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mereka dalam pengambilan
keputusan seperti produk, harga, lokasi, promosi (Kotler & Amstrong 1997).
Selain itu, dalam sebuah proses pengambilan keputusan pembelian tidak hanya
berakhir dengan terjadinya transaksi pembelian, akan tetapi diikuti pula oleh
tahap perilaku purnabeli (post purchase behavior). Pada tahap ini konsumen akan
merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang akan mempengaruhi
perilaku berikutnya. Konsumen yang merasa puas cenderung akan menyatakan
hal-hal yang baik tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan kepada orang
lain (Bayus dalam Kotler et al. 1996).
Konsumen perumahan mewah selain
membeli untuk tinggal, mereka juga mengharapkan adanya pencapaian kepuasan
(Property 2000). Oleh karena itu, di dalam memasarkan perumahan mewah, para
pengembang harus mampu menciptakan kepuasan bagi para konsumennya.
Untuk mampu menciptakan kepuasan
konsumen tersebut, para pengembang perlu memiliki suatu strategi pemasaran yang
jitu dalam memasarkan produknya, karena strategi pemasaran juga merupakan alat
fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
mengembangkan keunggulan bersaing yang digunakan untuk melayani pasar sasaran
(Tull & Kahle dalam Tjiptono 1997).
Salah satu bentuk strategi pemasaran
yang mampu mendukung dalam memasarkan perumahan untuk menciptakan kepuasan
konsumen adalah penggunaan marketing mix (bauran pemasaran) yang dapat meliputi
product, price, promotion, dan physical evidence (Pawitra 1993). Dengan
demikian, faktor yang ada dalam bauran pemasaran merupakan variabel-variabel yang
diharapkan mampu menciptakan kepuasan konsumen, atau dengan kata lain
variabel-variabel tersebut akan mempengaruhi kepuasan konsumen dalam membeli
suatu produk.
Pembangunan perumahan untuk kelompok
masyarakat menengah ke atas cenderung dilakukan oleh para pengembang swasta,
dimana mereka lebih menekankan pada profit orientied. Untuk mencapai tujuan
tersebut, penekanan pada daya tarik bentuk rumah yang mereka bangun lebih
diutamakan. Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan para konsultan
pembangunan perumahan, sehingga perumahan yang mereka bangun mampu menghasilkan
bentuk yang menarik konsumen untuk membelinya. Sedangkan beberapa hal seperti
konstruksi, sarana jalan, saluran, dan fasilitas-fasilitas umum yang seharusnya
ada dalam kompleks perumahan yang mereka bangun, cenderung diabaikan. Dengan
demikian, ketidakpuasan konsumen mungkin akan muncul setelah membeli rumah yang
dipasarkan oleh para pengembang.
Bertitik tolak pada paparan yang
telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pola pemikiran yang berkembang dalam
pembelian rumah di era sekarang ini, terutama untuk rumah kelas menengah ke
atas adalah bahwa rumah tidak hanya sebagai tempat berlindung, namun juga
berfungsi sebagai tempat tinggal yang nyaman, sehat, bahkan estetika menjadi
bahan pertimbangan mereka dalam pembelian rumah. Dengan demikian, para
pengembang harus mampu memberikan pelayanan yang optimal untuk memberikan
kepuasan pada konsumennya. Oleh karena itu, selain faktor teknis, para
pengembang perlu mengetahui dan mengerti mengenai prilaku konsumen dalam
memasarkan produknya. Karena dengan mempelajari perilaku konsumen para
pengembang akan banyak memperoleh informasi tentang keterlibatan konsumen
secara langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan sekaligus menghabiskan
produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului tindakan ini (Engel,
Well, & Miniard 1994).
Pengertian pemasaran yang berkaitan
dengan produk berupa real estate dan property adalah suatu kegiatan yang
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan rumah tinggal dan atau ruang
usaha, dengan cara pengalihan hak atas produk tersebut dari perusahaan kepada
konsumen melalui proses pertukaran ( Santoso 2000).
Marketing mix (bauran pemasaran)
merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran
dalam pasar sasaran (Kotler 1999). Secara umum, bauran pemasaran menekankan
pada pengertian suatu strategi yang mengintegrasikan produk (product), harga
(price), promosi (promotion), dan distribusi (place), dimana kesemuanya itu
diarahkan untuk dapat menghasilkan omset penjualan yang maksimal atas produk
yang dipasarkan dengan memberikan kepuasan pada para konsumen.
Sejalan dengan semakin kompetitifnya
dunia bisnis, 4-P tersebut berkembang. Pawitra (1993) menegaskan bauran
pemasaran meliputi 7-P yaitu product, place, price, promotion, participant,
physical evidence dan process. Sedangkan Payne (1993) menyatakan bauran
pemasaran terdiri dari product, place, price, promotion, people, processes dan
provision of consumer service.
Berdasarkan beberapa penjelasan
tersebut, maka bauran pemasaran dapat meliputi produk, harga, lokasi, promosi,
dan bukti fisik.
Sebuah proses pengambilan keputusan
pembelian tidak hanya berakhir dengan terjadinya transaksi pembelian, akan
tetapi diikuti pula oleh tahap perilaku purnabeli (terutama dalam pengambilan
keputusan yang luas). Dalam tahap ini konsumen merasakan tingkat kepuasan atau
ketidakpuasan tertentu yang akan mempengaruhi perilaku berikutnya. Jika
konsumen merasa puas, ia akan memperlihatkan peluang yang besar untuk melakukan
pembelian ulang atau membeli produk lain di perusahaan yang sama di masa
datang. Konsumen yang merasa puas cenderung akan menyatakan hal-hal yang baik
tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan kepada orang lain. Oleh karena
itu, pembeli yang puas merupakan iklan yang terbaik (Bayus dalam Kotler et al.
1996).
Kotler (1999) memandang kepuasan
sebagai fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas suatu produk dengan
kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih
rendah daripada harapan, pembeli akan kecewa. Jika ia sesuai harapan, pembeli
akan puas dan jika ia melebihi harapan, pembeli akan sangat puas. Perasaan
konsumen setelah membeli produk akan membedakan apakah mereka akan membeli
kembali produk tersebut dan membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan tentang produk tersebut pada orang lain.
Harapan konsumen terbentuk
berdasarkan pesan yang diterima dari penjual, teman, dan sumber-sumber
informasi lainnya. Apabila penjual melebih-lebihkan manfaat suatu produk,
konsumen akan mengalami harapan yang tak tercapai (disconfirmed expectation),
yang akan menyebabkan ketidakpuasan. Semakin besar kesenjangan antara harapan
dan kinerja yang dihasilkan suatu produk, akan semakin besar ketidakpuasan
konsumen.
Konsumen yang merasa tidak puas akan
bereaksi dengan tindakan yang berbeda. Berkaitan dengan hal ini, Singh dalam
Tjiptono (1997) menyatakan ada tiga kategori tanggapan atau komplain terhadap
ketidakpuasan, yaitu :
a. Voice response
Kategori ini meliputi usaha
menyampaikan keluhan secara langsung dan/atau meminta ganti rugi kepada
perusahaan yang bersangkutan. Bila pelanggan melakukan hal ini, maka perusahaan
masih mungkin memperoleh beberapa manfaat. Pertama, pelanggan memberikan kesempatan
sekali lagi kepada perusahaan untuk memuaskan mereka. Kedua, resiko publisitas
buruk dapat ditekan, baik publisitas dalam bentuk rekomendasi dari mulut ke
mulut, maupun melalui koran/media massa. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah
ketiga, memberi masukan mengenai kekurangan pelayanan yang perlu diperbaiki
perusahaan. Melalui perbaikan (recovery), perusahaan dapat memelihara hubungan
baik dan loyalitas pelanggannya.
b. Private response
Tindakan yang dilakukan antara lain
memperingatkan atau memberitahu kolega, teman atau keluarganya mengenai
pengalamannya dengan produk atau perusahaan yang bersangkutan, Umumnya tindakan
ini sering dilakukan dan dampaknya sangat besar bagi citra perusahaan.
c. Third-party response
Tindakan yang dilakukan meliputi
usaha meminta ganti rugi secara hukum; mengadu lewat media massa (misalnya
menulis di Surat Pembaca); atau secara langsung mendatangi lembaga konsumen,
instansi hukum, dan sebagainya. Tindakan seperti ini sangat ditakuti oleh
sebagian besar perusahaan yang tidak memiliki prosedur penanganan keluhan yang
baik. Kadangkala pelanggan lebih memilih menyebarluaskan keluhannya kepada
masyarakat luas, karena secara psikologis lebih memuaskan. Lagipula mereka
yakin akan mendapat tanggapan yang lebih cepat dari perusahaan yang
bersangkutan.
Ada empat faktor yang mempengaruhi
apakah seorang konsumen yang tidak puas akan melakukan komplain atau tidak
menurut Day dalam Engel, Well,& Miniard (1994), yaitu:
1. Penting tidaknya konsumsi yang
dilakukan, yaitu menyangkut derajat pentingnya produk bagi konsumen, harga,
waktu yang dibutuhkan untuk mengkonsumsi produk, serta social visibility.
2. Pengetahuan dan pengalaman, yakni
jumlah pembelian sebelumnya, pemahaman akan produk, persepsi terhadpa kemampuan
sebagai konsumen, dan pengalaman komplain sebelumnya.
3. Tingkat kesulitan dalam
mendapatkan ganti rugi, meliputi jangka waktu penyelesaian masalah; gangguan
terhadap aktivitas rutin, dan biaya.
4. Peluang keberhasilan dalam
melakukan komplain.
2.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan
pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan
mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud
untuk mencapai tujuan– tujuan organisasi.Istilah pemasaran berasal dari bahasa
inggeris Marketing yang diartikan dengan istilah pemasaran dengan asal kata
pasar (Market).
A. Pengertian
Pemasaran menurut para ahli :
1.
Philip Kotler(1997:8) menyatakan bahwaPemasaran adalah suatu proses
sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
2.
Charles F. Philip, Ph.D & Delbert J. Duncan dalam Buku
“Marketing Principles and Methods”: Marketing oleh para pengusaha diartikan
sama dengan distribusi yang dimaksuskan segala kegiatan untuk menyampaikan
barang-barang ketangan konsumen rumah tangga dan ke konsumen industry.
3.
Maynard & amp Beckman dalam
bukuPrincipes of marketing mendefinisikanMarketing berarti segala usaha yang meliputi penyaluran barang dan jasa
dari sector produksi ke sector konsumsi.
4.
William J. Stanton (1993:7) Pemasaran adalah suatu sistem total dari
kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan
dan jasa baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial.
5.
Hermawan Kartajaya (2002), pemasaran
diartikan sebagai :
a.
Menghubungankan penjual dan pembeli potensial.
b.
Menjual barang dan barang tersebut tidak kembali ke orang yang menjualnya.
c.
Memberikan standar kehidupan.
d.
Sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran
dan perubahan values dari inisiator kepada stakeholder.
6.
Peter Drucker (1954): Penjulaan
bukan sekedar perluasan penjualan, pemasaran meliput keseluruhan bisnis dan
harus dilihat dari sudut pelanggan. Hanya pemasan dan inovasilah yang bisa
menghasilkan uang, kegiatan lainnya merupakan pos biaya saja.
7. The American Marketing Asociation (AMA) : Pemasaran adalah proses
perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi dan
pendistribusian barang, jasa dan ide dan dapat memuaskan pelanggan individu
atau organisasi secara menguntungkan.
B. Yang
Dipasarkan
Dalam pemasaran ada 10 tipe entitas yaitu barang, jasa,
acara, pengalaman, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.
Barang
Barang fisik memang memiliki bagian terbesar dalam proses
produksi maupun pemasaran. Perusahaan bisa memasarkan mobil, lemari es,
handphone, laptop, jam tangan, dan lain sebagainya.Peluang pasar pada komoditas
barang sangat besar. Semakin banyak inovasi tentunya akan semakin menggairahkan
pasar.
Jasa
Perkembangan jaman memang melahirkan berbagai ide-ide bisnis
tentang apa saja yang bisa dipasarkan. Bisnis pelayanan jasa semakin menjamur
dan memiliki prospek bisnis yang sangat bagus.Dunia bisnis saling
ketergantungan dengan berbagai pihak yang lainnya.Untuk menjembatani peluang
itu, muncullah industri jasa yang memberikan pelayanan jasa. Contohnya saja,
industri perbankan, transportasi meliputi darat, laut, udara, asuransi, bahkan laundry dan warung internet,
dan lainnya.
Acara
Ide bisnis juga bisa diperoleh dari mengadakan berbagai
acara atau event.Memang bisnis di bidang ini sangat tergantung dari regulasi
waktu. Misalnya saja ada event olah raga piala dunia 4 tahunan sekali, acara
pentas seni saat berbagai seniman berkumpul memamerkan karyanya setiap 6
bulanan, bahkan acara musik yang saat ini sedang populer diadakan setiap hari.
Pengalaman
Saat ini, salah satu aspek penting bagi marketer adalah
bagaimana menciptakan suatu pengalaman yang akan tertanam di dalam benak
pelanggan. Contohnya, produk-produk Apple yang menawarkan pengalaman bagi
penggunanya tentang keindahan, kemudahan, eksklusivitas, serta
kecanggihan.Contoh lainnya, Walt Disney World’s Magic Kingdom, ada kapal bajak
laut, dunia peri, rumah hantu, dan wahana lainnya.
Orang
Sumber daya manusia juga merupakan pasar yang besar.Melihat
perkembangan penduduk secara statistik maupun kompetensi (keahlian), maka
manusia adalah potensi pasar yang menjanjikan.Baik pemasaran orang dalam jumlah
besar untuk menjadi tenaga kerja, maupun pemasaran orang secara
individual.Berkaitan dengan pemasaran orang secara individual, yang disebut
“personal branding”.Saat ini, sudah saatnya Anda menjual diri Anda sendiri. Tom
Peters, pencetus istilah ini menyampaikan “the brand called YOU”. Sebenarnya,
hal ini sudah diterapkan oleh orang-orang yang sudah tak asing lagi bagi
kita.Sebut saja, David Beckham, Oprah Winfrey, bahkan di dalam negeri seperti
Mario Teguh, Olga Syahputra, dan lainnya.
Tempat
Suatu tempat yang memiliki daya tarik keindahan, unik,
bernilai jual, pasti mendatangkan keuntungan.Marketer harus melihat potensi
ini, dengan mengelolah tempat itu sebaik mungkin, membentuk manajemen yang
solid, lalu memasarkannya secara luas.Selain tempat wisata, juga ada potensi di
perkotaan, seperti tempat perkantoran, mall, food court, dan lainnya.
Properti
Peluang pasar di bidang properti juga sangat besar.Properti
itu adalah hak kepemilikan tak berwujud atas properti yang sebenarnya (real
estate) maupun properti finansial (dalam bentuk saham dan obligasi).Properti
diperjualbelikan, jadi hal itu membutuhkan pemasaran.Pihak yang memasarkan
biasanya disebut agen properti.Agen ini bekerja untuk pemilik atau penjual
properti, lalu agen bisa memasarkan properti untuk pemukiman maupun
perdagangan.Untuk properti finansial, perusahaan investasi atau pun bank memasarkan
sekuritas dan sejumlah aset kepada investor institusional maupun individual.
Aset properti terbukti menghasilkan profit yang tinggi asalkan dikelolah dengan
baik.
Organisasi
Ide bisnis dari kumpulan beberapa orang untuk menawarkan
jasa, sehingga membentuk organisasi, baik profit maupun non-profit, besar
maupun kecil, berlandaskan hukum maupun tidak.Organisasi menawarkan pada pasar
sasarannya beragam pelayanan jasa.Organisasi bisa menjual keahliannya dan
keunikannya.Contohnya, organisasi yang membangun brand mereka sebagai
organisasi non-profit seperti wikipedia.Organisasi yang menawarkan jasa,
seperti agensi pemasaran, event organizer, dan lainnya.
Informasi
Era informasi yang begitu pesat berkat dukungan teknologi
informasi saat ini menjadikan bisnis ini peluang pasar yang menggiurkan saat
ini.Informasi-informasi yang ditawarkan juga sangat bermacam-macam.Marketer
dapat mengambil peluang ini dengan membangun brand yang unik, berbeda dari yang
lainnya, dan bernilai jual.
Era informasi saat ini sangat
dipengaruhi pesatnya perkembangan internet. Contoh peluang yang bisa diambil
seperti websites, toko online, pemasaran online, maupun blogging yang
menawarkan informasi Sip! seperti marketsip!com yang saya lakukan ini.
Ide
Produk yang paling orisinil dan sangat aman dari penjiplakan
adalah ide.Ide bisa sangat bervariasi dan berbeda-beda setiap orang. Dan, tahu
kah Mark!, salah satu sebab lahirnya berbagai produk yang mengesankan adalah
dari benih yang disebut ide.
C. Konsep
Pemasaran
Ada beberapa konsep dalam pemasaran, yaitu konsep produksi,
konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan konsep kesejahteran.
Konsep Produksi :
Pemasar berkonsentrasi pada proses produksi, produsen
berama-ramai membuat produk dalam jumlah besar untuk di jual ke konsumen. Model
ini hidup pada masa awal industrialisasi.Contoh Ford dengan mobil model ‘T’
yang diproduksi secara masal.
Konsep Produk :
Pemasar tidak hanya sekedar melempar produk ke pasar dalam
jumlah besar akan tetapi mulai berkonsentrasi pada kualitas. Kualitas produk
menjadi senjata utama untuk bersaing di pasar.Contoh Ford meluncurkan produk
inovasinya yaitu mobil bermesin V.8.
Konsep Penjualan :
Orientasi pasar tidak lagi pada jumlah produk yang banyak
atau pengembangan kualitas produk, namun bagaimana cara menjual produk
tersebut.. Mulai saat itu para pemasar memperkenalkan produk ke konsumenya
melalui distribusi, promosi, periklanan, dan public relations.Contoh Ford,
General Motor, Chysler tidak hanya memproduksi mobil dalam jumlah banyak dengan
berbagai macam tipe dan keunggulannya, namun berkonsentrasi pada penjualan.
Konsep Pemasaran :
Konsep pemasaran lebih luas ketimbang konsep
penjualan.Pemasar tidak hanya sekedar bermain pada distribusi, promosi,
periklanan, dan public relations.Konsentrasi pemasar diarahkan kepada
konsumen.Membangun kepuasan konsumen menjadi tujuan utama melalui kualitas,
pelayanan, dan nilai.Contoh Ford, General Motor, Chysler memproduksi mobil
dengan kualitas prima ditambah pelayanan istimewa yang memunculkan istilah baru
seperti pelayanan purna jual, 24 jam service, saluran hotline atau gratis spare
part yang kesemuanya demi kepuasan konsumen.
Konsep Pemasaran Kesejahteraan :
Konsep ini di ilhami oleh teori perilaku (behavior
theory)-nya Abraham Maslow,. Pada tingkat kelima dikenal dengan istilah
aktualisasi diri., lalu memunculkan konsep pemasaran kesejahteraan.
Pada konsep pemasaran ini perusahaan mulai memperhatikan
masyarakat yang telah turut membesarkan perusahannya.Perusahaan merasa perlu
membalas jerih payah masyarakat.Contoh Ford meluncurkan program Ford Foundation
yang memberikan bantuan beasiswa bagi para mahasiswa dari dunia ketiga untuk
belajar di negara maju.
General Motor dengan progam AIDS, MC Donald dengan program
penggalangan dana olah raga di tanah air, dimana MC Donald akan menyisihkan
Rp.100 dari setiap produk yang disantap oleh konsumennya, dll.
2.2 Perkembangan Dan Sejarah
Tentang pemikiran Pemasaran
Sejarah teori dan konsep marketing selalu mengikuti
perubahan struktur sosial dan ekonomi masyarakat.Kemunculan ide-ide baru yang
memperkaya ilmu marketing terus berkembang seiring revolusi besar peradaban
manusia.
Peradaban bisnis modern berkembang sejak adanya revolusi
industri di tahun 1900.Revolusi ini benar-benar mengubah tatanan struktur dan
perilaku masyarakat pada saat itu.Bisnis yang tadinya berciri merkantilis
(berdagang) kemudian berubah menjadi kapitalis.Kekuatan modal dipergunakan
untuk membangun pabrik dan organisasi perusahaan,memproduksi barang, dan
memperdagangkannya. Pada proses ini munculah pandangan-pandangan baru tentang
bagaimana perilaku pasar terjadi dan bagaimana sebuah lembaga menjalankan
kegiatan operasional untuk memenuhi kebutuhan pasar. Hal-hal inilah yang
kemudian melatarbelakangi munculnya ilmu praktik manajemen bisnis, termasuk
marketing.
Ilmu marketing ketika itu memang menjadi jawaban atas
berbagai pertanyaan yang tidak bisa diakomodasi oleh ilmu ekonomi yang telah
berkembang terlebih dahulu.Marketing awalnya tak lebih dari aktivitas bisnis
yang sederhana.Para ekonom pun hanya memasukkannya sebagai salah satu bentuk
aktivitas ekonomi.Namun, pendekatan yang lebih berciri sosiologis kemudian
menunjukkan adanya pengembangan dari institusi (lembaga) yang disebut sebagai
“market” dalam bahasa ekonomi.Pendekatan sosiologis melihat institusi market
bisa dilihat sebagai institusi sosial dibandingkan ekonomi.Artinya, di market
bukan hanya tempat bertemunya supply dan demand.Market merupakan sebuah sistem
sosial di mana kebutuhan setiap pihak akan materi tertentu akan bertemu. Pada
waktu itu, konsumsi dianggap sebagai akhir dari kegiatan produksi di dunia
ekonomi.
Padahal perilaku konsumsi sendiri sebenarnya merupakan ilmu
yang bisa dieksplorasi lebih dalam.Demikian halnya dengan istilah “value”. Ilmu
ekonomi meletakkan value berhubungan dengan penambahan input dari faktor-faktor
produksi. Padahal di dunia bisnis, value juga mencakup sesuatu yang intangible
seperti pelayanan.Pendekatan marketing juga mempertanyakan apakah market
dipengaruhi hanya oleh purchasing power (daya beli) masyarakat?Lebih jauh dari
itu, para praktisi bisnis melihat bahwa market bukan sekadar dipengaruhi oleh
daya beli, tetapi juga keinginan membeli yang dipengaruhi oleh iklan dan tenaga
penjual. Advertising Muncul Lebih Dulu
Kabarnya kelas pertama dari pelajaran marketing diberikan
oleh ED Jones pada tahun 1902 di University of Michigan dan kemudian oleh Simon
Litman di University of California pada tahun yang sama. Saat itu, pemikiran
marketing masih berfokus pada masalah distribusi.Ini sesuai dengan ciri industri
tahap awal yang berfokus pada distribusi massal.
Sebenarnya, walaupun belum dimasukkan dalam disiplin ilmu
marketing, pemikiran tentang dunia iklan (advertising) sudah lebih dulu ada.
Buku History of Advertising sudah muncul pada tahun 1875. Demikian pula halnya
dengan selling sudah mendahului pengembangan ilmu marketing itu sendiri.Selling
awalnya hanya sekadar sebuah seni menjual, tetapi kemudian dijadikan sebuah
formula untuk dipelajari dan dianalisis.
Mulanya pendekatan marketing memang menyangkut tiga elemen: advertising,
selling dan distribusi. Namun, banyak pemikiran yang kemudian menambahkan
elemen-elemen dalam marketing. Seperti Ralph Butler dan Arch Shaw, dua ahli ini
menambahkan elemen lain dalam marketing, yakni: komoditas, institusi, dan
fungsional. Artinya marketing menyangkut pula soal produk, organisasi pemasaran
dan juga proses serta kegiatan.
Untuk elemen distribusi, berkembang pula pemikiran baru yang
disebut retailing sejak tahun 1914. Nystrom pada waktu itu menulis literatur
ritel bukan saja dari sisi proses distribusi, tapi juga manajemen ritel. Dengan
banyaknya tambahan elemen-elemen baru dalam marketing, maka ilmu marketing
kemudian masuk ke dalam tahapan integrasi.Pada tahap ini para pemikir dan
ilmuwan mencoba menggabungkan berbagai ilmu, literatur serta elemen yang
berdiri sendiri menjadi sebuah konsep yang terintegrasi.
Buku Principles of Marketingpertama muncul lewat
tangan Paul Ivey pada tahun 1920-an. Buku ini menggabungkan semua teori
dan pemikiran yang berkembang di dunia marketing.Tetapi, yang lebih mengemuka
kemudian adalah buku Principles of Marketing karangan Maynard,
Weidler dan Beckman.Berbeda dibandingkan Ivey yang berfokus pada sisi
pengusaha, buku ini lebih berfokus pada sudut pandang konsumen.
Teori marketing belum berakhir dengan dimunculkannya buku-buku tadi.Pada
dekade-dekade berikutnya masuklah berbagai unsur yang memperkaya
marketing.Ilmu-ilmu psikologi dan sosial mulai masuk.Demikian pula dengan
konsep seperti segmentasi baru hadir belakangan setelah muncul konsep-konsep
lain seperti marketing mix (4P).
Pada tahun 1960-an. Pada tahun 1960-an dan 1970-an ilmu marketing justru
memecahkan diri ke dalam berbagai diferensiasi (kekhususan) seperti
international marketing, social marketing, marketing for non-profit
organization dan lain-lain. Konsep social responsibility juga menjadi salah
satu konsep yang sudah mulai terbentuk pada tahun 1970.
Peran Kotler
Kejayaan Kotler sebagai “bapak
marketing” sendiri dimulai pada periode 1970-an. Peran Kotler dalam dunia marketing
memang pada kemampuannya menerjemahkan konsep marketing ke terminologi yang
mudah dipahami oleh banyak orang.Kotler-lah yang mengubah konsep marketing ke
bentuk-bentuk aplikasi tertentu seperti marketing untuk health service, public
service, educational service, politik, dan lain-lain.
Tahun 1967, misalnya, Kotler sudah memperkenalkan konsep manajemen marketing
modern yang meliputi analisis marketing opportunities, mengorganisasikan
aktivitas marketing, kegiatan perencanaan marketing serta kontrol. Buku-buku
Kotler kemudian menginspirasi banyak para pengajar dan praktisi di dunia
marketing seluruh dunia.Bahkan, tak ada kuliah marketing yang tak lepas dari
karya-karya Kotler.Buku Principles of Marketing dan Marketing Management dari
Kotler membentuk pemikiran-pemikiran dasar dan fundamental yang mempengaruhi
berbagai pemikiran baru lainnya di dunia marketing.
Pada dekade 1980-an, pemikiran baru di dunia marketing seperti positioning yang
dipopulerkan oleh Jack Trout dan Al Ries serta brand equity yang dipopulerkan
oleh David Aaker semakin menguat. Era kemajuan bisnis di banyak negara pada
dekade tersebut menciptakan kompetisi bisnis yang semakin ketat.Karenanya,
peran dari sebuah merek dan upaya untuk mendiferensiasikan diri juga mengemuka.
Dekade 1980 dan 1990-an adalah dekade menguatnya unsur service dan kepuasan
pelanggan di dalam marketing. Konsep seperti Servqual, Service profit chain dan
juga services marketing mulai bermunculan.
Gelombang Baru
Ketika dunia memasuki gelombang
revolusi berikutnya, yakni revolusi teknologi informasi, maka
pemikiran-pemikiran marketing baru pun bermunculan mengikuti gelombang revolusi
tersebut.Salah satunya konsep experiential marketing.Dengan adanya teknologi
informasi, internet dan multimedia membuat experiential marketing lebih bisa
berkembang.Demikian pula di dunia service, peran IT membuat konsep CRM
(Customer Relationship Management) juga ikut berkembang. Belum lagi
jargon-jargon baru seperti buzz marketing, viral marketing dan lain-lain.
Revolusi baru juga berimbas pada
perkembangan media periklanan.Semakin berkembang dan kompleksnya media untuk
berpromosi membuat marketer semakin berhati-hati menginvestasikan dananya.Oleh
karena itu muncul pemikiran-pemikiran baru yang menggugah.orang marketing untuk
menghitung return on investment dari aktivitas marketing yang dilakukannya.
Marketing dihadapkan pada kenyataan bahwa kegiatan mereka harus mampu
dijelaskan dengan bahasa-bahasa finansial. Marketing ROI, CLV (Customer
Lifetime Value), dan lain-lain adalah pemikiran-pemikiran yang kemudian mulai
muncul.
Dari berbagai pergolakan pemikiran
marketing tadi kita bisa menyimpulkan bahwa pemikiran marketing, mau tidak mau,
harus terus berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan struktural yang
terjadi dalam tatanan sosial ekonomi masyarakat, bentuk dan tingkat kompetisi
yang ada serta perkembangan teknologi. Setelah revolusi industri dan IT, dunia
diramalkan akan masuk ke revolusi bioteknologi.
2.3 Fungsi Universal dan
tantangan pemasaran
Fungsi-fungsi
pemasaran meliputi :
Penanggungan resiko
Pendanaan
Pengendalian informasi pemasaran pembelian
Penjualan
Pengiriman
Penyimpanan
Standarisasi dan klasifikasi
Pembungkusan
Tantangan Pemasaran
Informasi memang akan menjadi soko
guru pemasaran pada abad 21. Namun informasi tidak berdiri tunggal.Ia
informasi- akan banyak ditunjang oleh hal-hal lain di luar wilayah kajian
informasi. Dengan demikian pemasaran disamping akan banyak dipengaruhi oleh
informasi, dalam diri pemasaran akan mengalami pergeseran-pergeseran baru yang
sifatnya strategis. Dalam abad 21 ini ada beberapa tantangan bagi profesi
pemasaran.
Tantangan Visi
Sering kali pengambilan keputusan
pemasaran lebih didasarkan pada pemenuhan tuntutan masa sekarang. Dalam konteks
global dimana keunggulan kompetitif produk dan jasa memiliki usia yang semakin
pendek, hal demikian tidak dapat dipertahankan lagi. Tanggung jawab untuk
melihat masa depan menjadi beban para eksekutif pemasaran. Dengan demikian
tidak berlebihan bila dikatakan pemasar dituntut untuk menjadi visionary
marketer yang strategis dan holistik dalam berpikir serta dapat menghidupkan
fungsi marketing intelligence dan corporate intelligence secara nyata.
Pengembangan diri menjadi visionary
marketer secara ideal perlu mengadopsi faham kewirausahaan yang mengutamakan
proaktivitas dan menerima tanggung jawab utama sebagai innovator dan risk
taker.Pemasar harus mempunyai keberanian untuk mendobrak kemapanan dan kreatif
dalam menentukan strategi pemasaran. Orang muda macam Richard Kartawijaya (
Microsoft Indonesia ), Barry G Lesmana (Citibank), Betty Alisyahbana ( USI IBM
), Mulia Tambunan ( Telkomsel ), merupakan pemasar visioner yang akan banyak
mewarnai dunia pemasaran Indonesia abad 21.
Tantangan pada Power Marketing
Landasan utama power marketing
adalah memanusiakan pelanggan yang terangkum dalam konsep customer centered
marketing. Dengan demikian konsumen merupakan subyek, bukan obyek dari
pemasaran. Power marketing akan bertumpu pada tiga kata kunci; moving, caring
dan inovating. Moving merupakan tumpuan untuk menjawab gelora persaingan dan
dinamika permintaan yang selalu bergejolak karena ekspektasi pelanggan yang
semakin tinggi. Dalam perwujudannya, moving musti disertai kepedulian kepada
pelanggan ( caring ) melalui langkah-langkah inovasi ( inovating ) di bidang
strategi, manajerial, maupun produk/jasa.
Inovasi merupakan proses untuk
menghantarkan nilai tambah bagi pelanggan. Kepuasan pelanggan akan menelurkan
kepercayaan dan hubungan jangka panjang yang berkelanjutan, yang artinya
tercipta loyalitas pelanggan. Hubungan pelanggan tidak sekedar hubungan pada
dataran rasional belaka, tetapi sudah jauh merasuk ke dalam ranah emosi
pelanggan.Sehingga pangsa pasar yang digenggam bukan hanya mind share, namun
sudah masuk ke wilayah heart share.
Tantangan pada Transferable
Marketing
Biaya pemasaran untuk memasuki arena
global, secara logis akan meningkat pula. Salah satu cara untuk dapat
meningkatkan efisiensi biaya adalah dengan memanfaatkan transferable marketing.
Arti dari tranferable marketing adalah penyusunan pola pemasaran yang dapat
dimanfaatkan untuk beberapa lokasi atau pasar sasaran dengan derajat
universalitas yang ditingkatkan.Contoh yang bagus adalah konsep pemasaran dari
DeBeers berlian.DeBeers dibuat di London dan Hongkong, sedang pemanfaatannya
disebar ke berbagai lokasi, termasuk Indonesia. Penyebaran ini ( termasuk
manfaat dan modelnya ) di sesuaikan dengan situasi negara setempat.
Tantangan pada Manajemen Merek
Dalam upaya meningkatkan kiprah di
dunia global, para pemasar ditantang untuk meningkatkan reputasi merek.Peran
reputasi merek menjadi lebih penting untuk konteks abad 21 lantaran banyaknya
jumlah merek yang beredar di pasar. Oleh karena itu di dalam perusahaan perlu
ditumbuhkan adanya iklim kerja yang diwarnai dengan kebanggaan merek (brand
minded culture). Harus pula diperhatikan pelaksanaan analisis realitas merek ke
benak konsumen dalam rangka menentukan strategi peningkatan identitas merek.
Pada abad 21 house brand atau
private label akan banyak diproduksi oleh perusahaan. Di Indonesia house brand
banyak dilakukan oleh usaha eceran seperti; Matahari, Hero dan Makro.Untuk
Matahari house brand produk pakaiannya diberi merek Stanley Adams dan M-2000.
Sementara Hero pasar swalayan banyak bermain dalam house brand, semisal;
Innosence untuk produk perlengkapan bayi, Hero Selection untuk soft drink, dan
Hero untuk produk-produk industri rumah tangga. Untuk Makro, perusahaan ini
menamai produk house brand-nya dengan sebutan Aro.
Tantangan pada Etika Pemasaran
Masyarakat dan konsumen saat
sekarang, terlebih lagi pada masa depan, akan peduli terhadap kualitas dan
mulai memperhatikan sisi moralitas dan tanggung jawab sosial perusahaan.
Termasuk dalam konteks ini adalah tingkat moralitas dari setiap keputusan
pemasaran dan dampaknya bagi stake holder secara keseluruhan.Hal ini semakin
dipertajam dengan adanya berbagai pendapat miring yang berkaitan dengan
pemasaran, seperti rekayasa produk, penyalahgunaan label dan iklan, serta predatory
pricing.Dalam situasi dimana persaingan menjadi lebih ketat dan reputasi
perusahaan menjadi modal penting, maka mau tidak mau setiap kebijakan dan
keputusan haruslah didasarkan pada kode etik yang berlaku dan ditetapkan oleh
perusahaan maupun asosiasi profesional. Kode etik utama yang harus diperhatikan
oleh para pemasar adalah; kejujuran dan keadilan dalam proses pemasaran, kode
etik dalam bidang promosi, kebijakan harga dan distribusi, kode etik dalam
riset pemasaran dan komitmen dalam memajukan peradaban manusia.
Tantangan pemasaran abad 21 seperti
disebut diatas merupakan hal yang tidak bisa dihindari oleh para pemasar
apabila ingin memenangkan persaingan.Pemasar sejak dini harus mampu
mengantisipasi perubahan substansial dari pemasaran ini.Antisipasinya tidak
terlalu sulit. Hanya dibutuhkan dua cara; mengoptimalkan kecerdasan dan
bersahabat dengan perubahan.
BAB II
SISTEM DAN LINGKUNGAN PEMASARAN
PEMIKIRAN SISTEM
Sistem merupakan teori relative yang
berusaha menjelaskan pola keteraturan antar hubungan (interelasi) dan
ketergantungan (interdependensi) bagian-bagian atau elemen-elemen yang
membentuk secara keseluruhan.
SISTEM PERTUKARAN
Sifat setiap manusia yang mempunyai
kebutuhan dan keinginan akan selalu berusaha mencari atau memperoleh produk
yang dapat memenuhi kebutuhan atau keinginannya.
Pertukaran adalah salah satu cara
manusia untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan akan produk atau jasa tertentu.
Secara ringkas pertukaran adalah :
- Melibatkan dua (atau lebih) pihak,
- Masing-masing pihak mampu berkomunikasi satu dengan yang lain,
- Masing-masing pihak saling memerlukan karena mempunyai sesuatu yang bernilai bagi yang lain, dan
- Mempunyai kebebasan untuk saling menerima atau menolak tawaran masing-masing.
Pola dan perilaku pertukaran mampu
menciptakan suatu sistem pertukaran yang mendasari kegiatan-kegiatan :
- Sistem ekonomi wilayah atau negara, yaitu pertukaran produk dan jasa antara pemerintah (produsen) dan rakyat (konsumen)
- Sistem pemasaran, yaitu pertukaran produk dan jasa antara pemasar (produsen) dan pasar (konsumen)
SISTEM EKONOMI
sistem ekonomi adalah struktur dan
pola keterkaitan antara pelaku-pelaku ekonommi (pemerintah, bisnis, swasta,
industri, koperasi, pemodal, rakyat) yang saling melakukan transaksi pertukaran
barang dan jasa.
Bentuk sistem ekonomi suatu wilayah
atau negara bergerak dari dasar alternative sistem ekonomi terkendali (planned
system) hingga bentuk sistem ekonomi bebas atau ekonomi pasar
(market-directed). Sistem ekonomi suatu negara tidaklah selamanya tetap tetapi
selalu mengalai perkembangan dan perubahan.
SISTEM PEMASARAN
Sistem pemasaran adalah pola
hubungan dari pelaku-pelaku kegiatan pemasaran yang mempunyai tujuan
transaksional tertentu.
Perkembangan tujuan transaksional
sistem pemasaran adalah sebagai berikut :
- Tingkat konsumsi masyarakat yang maksimum.
- Tingkat kepuasan konsumen yang maksimum.
- Tingkat pilihan konsumen yang maksimum.
- Kualitas hidup konsumen yang maksimum.
Sistem pemasaran melibatkan sejmlah
pihak-pihak yang independen (misalnya pemasok, pemasar, penyalur, pasar, dan
pihak-pihak lain) yang berperan dalam kegiatan bisnis (profit maupun nonprofit)
dalam bentuk hubungan tata niaga tertentu. Meliputi kepentingan lingkungan
organisasi (pemasar maupun nonpemasar) sebagai pihak internal dengan lingkungan
pemasaran sebagai pihak eksternalnya. Dengan kata lain terdapat keterkaitan
pengaruh antara lingkungan internal dengan lingkungan eksternalnya.
LINGKUNGAN PEMASARAN
Struktur dari sistem pemasaran
terbentuk oleh dua komponen subsistem lingkungan utama. Yaitu subsistem
lingkungan internal dan subsistem lingkungan eksternal.
struktur sistem lingkungan pemasaran
:
LINGKUNGAN INTERNAL
lingkungan internal adalah
kegiatan-kegiatan internal perusahaan yang dapat dikendalikan, artinya, untuk
mencapai tujuan dan menjalankan strategi pemasaran, pemasar mampu
melakukan pengendalian atau pengaturan atas operasi kegiatan-kegiatan tersebut
seperti yang dikehendaki perusahaan. perusahaan dapat melakukan alokasi
sumberdaya secara produktif melalui koordinasi faktor manusia dan alat-alat
manajemen.
Pemahaman lingkungan internal
(fungsi pemasaran dan fungs nonpemasaran) pada umumnya perlu ditekankan pada
aspek :
- Aspek Sumberdaya organisasi meliputi kekayaan, kemampuan, dan posisi pasar. Mampu mendukung startegi dan dipercaya dapat berpengaruh terhadap usaha merealisasi tujuan organisasi.
- Aspek Manusia. Sumbedaya manusia merupakan kekuatan perusahaan, tetapi sebaliknya dapat juga sekaligus sebagai ancaman perusahaan apabila tidak dikendalikan dengan baik.
- Aspek alat-alat manajemen dan teknologi, yang meliputi siste informasi, organisasi, dan teknik-teknik operasional. Penguasaan manajemen teknologi atau teknologi mampu memberikan kekuatan kepada perusahaan. Akan tetapi pengendaliannya memerlukan investasi yang tidak sedikit.
LINGKUNGAN INTERNAL-PEMASARAN
(BAURAN PEMASARAN)
pada umumnya aspek pemasaran
meliputi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan :
- Perencanaan barang (product)
- Penetapan harga (price)
- Program promosi (promotion)
- Saluran distribusi (place)
LINGKUNGAN INTERNAL-NONPEMASARAN
aspek nonpemasaran adalah
kegiatan-kegiatan fugsional atau operasional perusahaan (selain kegiatan
pemasaran). Antara lain adalah :
- produksi
- personalia
- keuangan
- penelitian dan pengembangan
- administrasi, dan sebagainya
LINGKUNGAN EKSTERNAL
lingkungan eksternal kegiatan
pemasaran adalah pengaruh-pengaruh tidak langsung yang berada di luar kekuasaan
atau kendali pemasar. pengaruh-pengaruh tersebut akan memaksa pemasar untuk
menyesuaikan arah dan starteginya agar tetap survive di lingkungannya.
situasi maupun perubahan-perubahan
yang terjadi pada lingkungan luar ini dapat memberikan peluang-peluang atau
hambatan-hambatan yang dapat dimanfaatkan atau diatasi oleh pemasar.
tidak semua pemasar mampu menangkap
atau bahkan menciptakan peluang-peluang atau hambatan-hambatan tersebut.
misalnya deregulasi otomotif yang dikeluarkan pemerintah, bagi perusahaan
tertentu (misalnya importir mobil mewah) dapat merupakan peluang untuk
mengembangkan usaha, tetapi bagi perusahaan lain (eksportir mobil sederhana)
dapat merupakan ancaman.
LINGKUNGAN EKSTERNAL-MAKRO
lingkungan luar makro meliputi aspek
:
- kondisi perekonomian
- hukum, politik dan peraturan pemerintah
- kependudukan dan keseimbangan lingkungan
- teknologi
- sosial dan kebudayaan
KONDISI PEREKONOMIAN
perekonomian adalah kondisi
lingkungan eksternal yang berkaitan dengan persoalan keseimbangan penggunaan
sumberdaya yang terbatas oleh berbagai pihak untuk menjalankan kegiatan
produksi.
konsekuensi dari masing-masing
sistem serta kegiatan pertumbuhan ekonominya memberikan pengaruh terhadap
kegiatan perusahaan. untuk dapat memahaminya, diperlukan berbagai indikator
yang dapat menjelaskan kegiatan-kegiatan ekonomi suatu negara.
indikator-indikator tersebut adalah
:
- pendapatan dan produk nasional (GNP,GDP,Tingkat konsumsi)
- harga, upah, produktivitas (tingkat inflasi, index harga)
- investasi (industri, peralatan)
- tabungan (personal, bisnis)
- tenaga dan kesempatan kerja (jumlah TK, unemployment)
- kegiatan pemerintah (PJP, Pelita, APBN)
- transaksi internasional (neraca perdagangan, Ekspor, Impor)
HUKUM, POLITIK, DAN PERATURAN
PEMERINTAH
pemerintah mengendalikan kegiatan
dan warganegaranya dengan berbagai hukum, politik, dan peraturan-peraturan.
hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
- Hukum Lokal, Dagang, Internasional
- Badan Arbitrasi, Hak cipta
- Kestabilan dan resiko politik
- Kebijakan Moneter dan Fiskal
- Investasi dan Industri
- Perbankan dan Perdagangan DN dan LN
- Subsidi, Proteksi dan pembatasan
KEPENDUDUKAN DAN KESEIMBANGAN
LINGKUNGAN
sebagai warga negara maupun bukan
warganegara, pengaruh penduduk bagi perusahaan sangat penting. penduduk
merupakan pasar potensial. oleh karena itu perlu dipahami dengan baik.
keberadaan penduduk disuatu wilayah atau negara tidaklah tetap, melainkan
selalu berubah. baik dalam jumlah, komposisi, maupun perilakunya.
oleh karena itu, perlu dijaga
keseimbangannya dengan baik.
- perubahan jumlah dan komposisi penduduk
- distribusi pendapatan penduduk
- penyebaran dan kepadatan penduduk
- besar anggota dan siklus kehidupan keluarga
- persediaan sumberdaya alam
- pencearan dan ekosistem
TEKNOLOGI
kemajuan teknologi mempengaruhi
perkembangan kegiatan proses produksi. tidak hanya memperbaiki cara-cara dalam
memproduksi tetapi juga material yang diperlukan untuk proses produksi menjadi
semakin baik. banyak produk-produk baru yang diperlukan dan kemudian
diciptakan, tetapi juga banyak produk-produk yang tidak lagi diperlukan karena
sudah usang.
perubahan-perubahan lingkungan
teknologi tersebut memberikan pengaruh besar terhadap perusahaan. untuk
engendalikannya, perusahaan merasa perlu mengembangkan sendiri. yaitu semakin
banyak pusat-pusat riset dan pengembangan teknologi dibangun oleh
perusahan-perusahan.
perkembangan teknologi meliputi
beberapa tahap :
- tahap teknologi baru atau inovasi
- tahap pengembangan teknologi
- tahap penggunaan teknologi
SOSIAL DAN KEBUDAYAAN
sosial dan kebudayaan meliputi :
- kultur dan etos kerja
- konsep keluarga dan masyarakat
- perubahan gaya hidup
- pendidikan dan kualitas kehidupan
- kehidupan religius
- globalisasi
- transportasi dan komunikasi
LIINGKUNGAN EKSTERNAL-MIKRO
lingkungan eksternal yang langsung
berpengaruh terhadap kegiatan pemasaran adalah lingkungan luar-mikro.
lingkungan luar-mikro meliputi pelaku-pelaku yang aktif berperan dalam proses
kegitan pemasaran. meskipun keberadaannya diluat, tetapi pemasar masih dapat
mempengaruhi kegiatan-kegiatan mereka. dengan kata lain pemasar mampu
mengendalikan lingkungan luar-mmikro.
lingkungan luar-mikro meliputi aspek
:
- pemasok
- pesaing
- perantara
- pasar
ASPEK PEMASOK
pemasok pemasaran perusahaan adalah
lembaga-lembaga atau individual yang melakukan kegiatan penyediaan sumberdaya
yang diperlukan untuk operasional perusahaan.
meskipun pemasok memberikan pengaruh
langsung terhadap tujuan dan startegi pemasaran, tetapi sebaliknya perusahaan
juga mampu mengendalikan pemasok tergantung beberapa kondisi :
- peran produk yang ditawarkan pemasok
- potensi pemasok melakukan integrasi ke depan
- persaingan antar pemasok
ASPEK PESAING
empat golongan pesaing bagi
perusahaan adalah :
- perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang-barang dan atau harga yang relatif sama. pesaing dari Honda adalah Toyota, Peugeot maupun Mitsubishi. BMW, Volvo maupun Mercedes adalah bukan pesaingnya karena termasuk mobil-mobil mewah.
- perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri yang sama, atau membuat barang-barang pada kelas yang sama. Pesaing Honda sekarang adalah semua perusahaan mobil (termasuk mobil-mobil mewah).
- perusahaan yang emproduksi barang-barang untuk memenuhi kebutuhan maupun keinginan konsumen yang sama. Pesaing Honda sekarang tidak hanya seluruh perusahaan mobil tetapi juga perusahaan yang memproduksi jasa transportasi, misal : kereta api, taksi, biskota, sepeda, pesawat terbang bahkan juga pejalan kaki.
- perusahaan-perusahaan yang bersaing untuk memperebutkan uang konsumen. sehingga pesaing Honda adalah bukan hanya perusahaan-perusahaan dalam industri transportasi atau jasa transportasi tetapi juga industri real estate, investasi, emas-permata, kenikmatan hidup dan sebagainya.
ASPEK PERANTARA
perantara (middleman) adalah
individual atau lembaga-lembaga usaha yang kegiatannya adalah menyampaikan
barang dan jasa secara langsung atau tidak langsung dari pemasar ke konsumen.
perantara atau penyalur dapat merupakan usaha yang independen maupun dependen
terhadap perusahaan.
perantara yang independen adalah
para pedagang (merchant middleman) yang membeli barang dari perusahaan. mereka
dapat merupakan pedagang besar (wholesaler) atau pedagang eceran (retailer).
perantara yang dependen merupakan
kepanjangan dari kegiatan pemasaran perusahaan untuk mendekati pasar. oleh
karena itu kegiatan perantara ini memang dapat dikendalikan (penetapan harga,
kuota penjualan dan sebagainya) oleh perusahaan. mereka ini adalah para agen
(agent middleman) atau cabang-cabang kantor perusahaan.
ASPEK PASAR
pasar mempunyai tiga karakteristik :
- minat karena mempunyai kebutuhan maupun keinginan terhadap barang dan jasa tertentu
- kemampuan membeli karena mempunyai sesuatu yang bernilai (misalnya uang) untuk dipertukarkan dengan barang yang diperlukan
- akses pembelian atau kesediaan untuk merealisasikan pertukaran tersebut.
pasar meliputi pasar konsumen antara
(intermediate costumers) dan konsumen akhir (final consumers). konsumen antara
adalah pasar yang membeli barang dan jasa bukan untuk dikonsumsi sendiri.
mereka membeli barang untuk dijual atau diproses menjadi barang lain dan dijual
kembali. mereka dapat sebagai pedagang atau para produsen yang memerlukan
barang untuk masukan proses produksinya.
POLA PENGARUH SISTEM LINGKUNGAN
pola pengaruh lingkungan pemasaran
dapat digambarkan sebagai berikut :
BAB III
PERILAKU PASAR
Karakteristik yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
1. Faktor-faktor Budaya
a. Budaya : Serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang
dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan instansi penting lain.
b. Sub-budaya : kelompok orang yang memiliki sistem nilai yang sama berdasarkan
pengalaman dan situasi kehidupan yang serupa.
c. Kelas Sosial : Pembagian kelompok masyarakat yang relatif permanen dan
relatif teratur dimana anggota memiliki nilai, minat dan perilaku yang serupa.
2. Faktor-faktor Sosial.
a. Kelompok : Dua atau lebih sekelompok orang yang berinteraksi untuk memenuhi
tujuan individu atau tujuan bersama.
b. Keluarga.
c. Peran dan Status. ( Peran terdiri dari sejumlah aktivitas yang diharapkan
untuk dilakukan menurut orang-orang di sekitarnya, Tiap peran membawa status
yang mengambarkan penghargaan umum terhadap peran tersebut oleh masyarakat.
3. Faktor-faktor Pribadi
a. Umur dan Tata Siklus Hidup,
b. Pekerjaan.
c. Situasi Ekonomi.
d. Gaya Hidup : Pola hidup seseorang yang tergambarkan pada aktivitas,
interest, dan opinion ( AIO ) orang tersebut.
e. Kepribadian dan Konsep Diri. ( Kepribadian, sikologis yang membedakan
seseorang yang menghasilkan tanggapan secara konsisten dan terus-menerus
terhadap lingkungan. Konsep Diri, adalah kepemilikan seseorang dapat menyumbang
dan mencerminkan ke identitas diri mereka ).
4. Faktor-faktor Psikologis
a. Motivasi, kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan
atas kebutuhan tersebut.
b. Persepsi, Proses menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan informasi
guna membentuk gambaran yang berarti tentang dunia.
c. Pembelajaran, perubahan perilaku seseorang karena pengalaman.
d. Keyakinan dan Sikap, ( keyakinan = pemikiran deskriptif yang dipertahankan
seseorang mengenai sesuatu. Sikap merupakan evaluasi, perasaan dan
kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak seseorang terhadap suatu
obyek atau ide ).
PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN
Setiap saat konsumen dihadapkan pada masalah untuk mengambil berbagai keputusan
membeli. Tahapan
untuk mencapai keputusan membeli dilakukan oleh konsumen melalui beberapa
tahapan berikut
Proses
pembelian bermula dari mengenali kebutuhan.kebutuhan dapat dipicu oleh stimulus
internal pada saat kebutuhan normal seperti perasaan lapar, haus, dsb. Dari
pengalaman yang pernah terjadi, orang dapat mempelajari cara mengatasi
kebutuhan-kebutuhan dan mencari jalan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.
Kebutuhan
juga dapat dipicu oleh stimulus eksternal seperti contoh iklan. Iklan yang
menawarkan suatu produk atau jasa dapat menjadikan seseorang menyadari
kebutuhannya.
c.2 Information Search (Mencari Informasi)
Konsumen secara disadari
atau tidak akan mencari informasi. Jika motivasinya kuat dan produk yang
sesuaidengan kebutuhan dan harganya yang terjangkau, mungkin ia akan
membelinya. Jika tidak barangkali konsumen hanya dapat mengingat kebutuhan
tersebut atau mencari informasi sebatas yang berkaitan dengan kebutuhannya.
Jumlah
pencarian yang dilakukan akan sangat ditentukan oleh kuatnya dorongan motivasi,
jumlah informasi awal yang didapat, dan kemudahan dalam memperoleh lebih banyak
informasi dan kepuasan yang didapat dari pencarian. Konsumen dapat memperoleh
informasi dari berbagai sumber yang meliputi:
Individu: keluarga, kawan, tetangga,
kerabat.
Komersial : iklan,
wiraniaga,penyalur, kemasan, pameran
Umum: media massa, lembaga konsumen
Pengalaman: penggunaan
produk,pemilikan produk, pengujian produk.
Pengaruh
hubungan sumber-sumber informasitersebut terhadap pembeli bervariasi.pada
umunya, porsi informasi terbesar yang diperoleh konsumen berasal dari sumber
komersial yang dikendalikan oleh produsen atau pemasar. Sedangkan pada
pembelian jasa, sumber individu merupakan sumber yang paling efektif.
c.3
Alternative Evaluation (Evaluasi
Alternatif)
Cara
konsumen memproses informasi untuk sapmpai pada pemilihan merk disebut evaluasi
alternative. Ada beberapa konsep dasar proses evaluai konsumen:
Setiap konsumen berusaha untuk
memenuhi beberapa kebutuhan dan mencari manfaat tertentu yang dapat
diperolehdengan membeli produk atau jasa.
Konsumen akan memperhatikan tingkat
perbedaan pada setiap keunggulan sifat produk.
Konsumen
berkemungkinan untuk mengembangkan ketetapan rasa percaya pada suatu merk
dengan merinci setiap keunggulannya. Pengembangan kepercayaan pada merk
tertentu ini kemudian dikenal dengan citra merk.
c.4 Purchase Decision (Keputusan untuk Membeli
)
Pada
tahap evaluasi konsumen menyusun peringkat merk dan membentuk tujuan pembelian.
Biasanya keputusan pembelian konsumen akan menetapkan untuk membeli merk yang
paling diminati. Ada dua factor yang dapat muncul diantara tujuan pembelian dan
keputusan untuk membeli. Yang pertama adalah pengaruh atau sikap pihak lain
terhadap pilihan konsumen. Yang kedua adalah faktor situasi yang tidak terduga.
Konsumen enetapkan tujuan pembelian berdasarkan bebebrapa factor seperti
pendapatan keluarga, harga yang terjangkau dan manfaat yang akan diperoleh.
Jika ada situasi yang tidak terduga seperti pemutusan hubungan kerja, akan
dapat mengubah bahkan membatalkan keputusan pembelian.
c.5 Post Purchase Behavior ( Sikap setelah
pembelian)
Setelah
melakukan pembelian suatu produk, konsumen dapat memperoleh kepuasan atau
sebaliknya merasa kecewa dengan produk yang dibeli. Kondisi ini akan berpotensi
membentuk perilaku pembelian pada minat konsumen terhadap produsen atau
penjual.faktor penyebab kepuasan atau kekecewaan di pihak konsumen terletak
pada hubungan antara harapan konsumen dan citra produk yang didapatkannya.
b. Proses
Keputusan Pembeli untuk Produk Baru
Pihak
produsen umumnya lebih menyukai untuk mempertahankan produk yang sudah ada dibandingkan
dengan melepas produk yang baru. Hal ini disebabkan karena dalam persaingan
yang sudah sangat ketat, perusahaan harus dapat menyakinkan konsumennya bahwa
produk, jasa atau ide yang diterima oleh konsumen benar-benar baru dan ini
biasanya membutuhkan biaya yang sangat besar.
Ada
beberapa tahapan dalam adaptasi produk baru kepada pembeli seperti yang
digambarkan dalam bagan di bawah:
- Awareness ( kesadaran)
Pada saat produsen atau pemasar
memasarkan produk baru, konsumen harus dibangkitkan kesadarannya bahwa telah
ada produk baru di pasaran. Cara yang ditempuh biasanya melalui iklan di media
massa dengan gencar. Adakalanya cara yang ditempuh adalah dengan mengumumkan
dalam situs-situs resmi perusahaan tentang produk-produk yang akan dipasarkan
atau melalui pameran-pameran. Cara yang terakhir ini kebanyakan ditempuh oleh
produsen mobil.
- Interest (Ketertarikan)
Setelah adanya kesadaran dari
konsumen, mereka tentunya akan tertarik untuk mengetahui lebih lanjut dan
berusaha untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang produk
tersebutk.
- Evaluation (evaluasi)
Setelah mendapatkan informasi yang
dirasakan cukup, pihak konsumen akan melakukan evaluasi. Evaluasi yang
dilakukan meliputi kebutuhan yang diperlukan, keunggulan atau kelebihan yang
ditawarkan oleh produk baru tersebut dibandingkan produk yang lama, harga yang
ditawarkan dan lain sebagainya.
- Trial (percobaan)
Jika berdasarkan hasil evaluasi
terhadap produk yang baru dirasakan dapat memenuhi kebutuhannya, konsumen akan
membeli produk tersebut untuk mencoba apakah ada kesesuaian antara kebutuhan
yang diinginkan dengan hasil yang didapatkannya. Masa ini biasanya masa yang
kritis bagi suatu produk, jasa atau ide yang baru, jika berhasil memuaskan
konsumen maka produk tersebut akan dapat diterima oleh pasar.
- Adoption ( Adopsi)
Jika produk baru tersebut sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, maka konsumen akan memilih produk
tersebut dibandingkan produk yang terdahulu atau produk pesaing jika ada.
PASAR
KONSUMEN DAN PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN
Pasar Konsumen adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau
mendapatkan barang atau jasa untuk konsumsi pribadi.
Sedangkan Perilaku Pembelian Konsumen adalah Perilaku pembelian Konsumen akhir
( individu dan rumah tangga ) yang membeli barang atau jasa untuk konsumsi
pribadi.
Model Perilaku Konsumen
Pemasar ingin memahami bagaimana rangsangan itu diubah menjadi tanggapan dalam
kotak hitam konsumen yang terdiri dari 2 bagian :
1. Karakteristik pembeli mempengaruhi bagaimana dia mempersepsikan dan bereaksi
terhadap rangsangan.
2. Proses pengambilan keputusan pembelian itu sendiri mempengaruhi perilaku
pembeli.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Faktor-faktor Budaya
1. Budaya : Serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang
dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan instansi penting lain.
2. Sub-budaya : kelompok orang yang memiliki sistem nilai yang sama berdasarkan
pengalaman dan situasi kehidupan yang serupa.
3. Kelas Sosial : Pembagian kelompok masyarakat yang relatif permanen dan
relatif teratur dimana anggota memiliki nilai, minat dan perilaku yang serupa.
Faktor-faktor Sosial.
1. Kelompok : Dua atau lebih sekelompok orang yang berinteraksi untuk memenuhi
tujuan individu atau tujuan bersama.
2. b. Keluarga.
3. Peran dan Status. ( Peran terdiri dari sejumlah aktivitas yang diharapkan
untuk dilakukan menurut orang-orang di sekitarnya, Tiap peran membawa status
yang mengambarkan penghargaan umum terhadap peran tersebut oleh masyarakat.
Faktor-faktor Pribadi
1. Umur dan Tata Siklus Hidup,
2. Pekerjaan.
3. Situasi Ekonomi.
4. Gaya Hidup : Pola hidup seseorang yang tergambarkan pada aktivitas,
interest, dan opinion ( AIO ) orang tersebut.
5. Kepribadian dan Konsep Diri. ( Kepribadian, sikologis yang membedakan
seseorang yang menghasilkan tanggapan secara konsisten dan terus-menerus
terhadap lingkungan. Konsep Diri, adalah kepemilikan seseorang dapat menyumbang
dan mencerminkan ke identitas diri mereka ).
Faktor-faktor Psikologis
1. Motivasi, kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan
atas kebutuhan tersebut.
2. Persepsi, Proses menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan informasi
guna membentuk gambaran yang berarti tentang dunia.
3. Pembelajaran, perubahan perilaku seseorang karena pengalaman.
4. Keyakinan dan Sikap, ( keyakinan = pemikiran deskriptif yang dipertahankan
seseorang mengenai sesuatu. Sikap merupakan evaluasi, perasaan dan
kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak seseorang terhadap suatu
obyek atau ide ).
Tipe Perilaku Pembelian Konsumen
a. Perilaku Pembelian Kompleks
Perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang bercirikan adanya keterlibatan
konsumen yang sangat tinggi dalam membeli dan adanya persepsi yang signifikan
mengenai perbedaan diantara merek.
b. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi.
Perilaku pembelian dalam situasi dimana pembeli mempunyai keterlibatan yang
tinggi tetapi melihat hanya sedikit perbedaan antar merek.
c. Perilaku Pembelian Kebiasaan
Suatu situasi dimana konsumen mempunyai keterlibatan rendah dan perbedaan yang
tidak jauh antar merek.
d. Perilaku Pembelian Pencarian Variasi.
Perilaku pembelian konsumen dalam situasi dimana konsumen mempunyai tingkat
keterlibatan yang rendah tetapi mempersepsikan adanya perbedaan merek yang
signifikan.
A.
PASAR
INDUSTRI
Semua organisasi yang membeli barang atau jasa untuk digunakan memproduksi
barang dan jasa lain yang dijual, disewakan, atau dipasok ke perusahaan lain
yang ada.
• Proses Pembelian Pasar Industri
Proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pembeli pasar industri untuk
menetapkan kebutuhan akan produk dan jasa yang harus dibeli dan untuk
mengidentifikasikan, mengevaluasi, dan memilih dari berbagai alternatif merek
dan pemasok.
• KARAKTERISTIK PASAR INDUSTRI
1. Struktur dan Permintaan Pasar.
a. Pasar Industri memiliki lebih sedikit pembeli tetapi lebih besar nilainya.
b. Pelangan pasar iIndustri lebih terkonsentrasi secara geografis.
c. Permintaan pembeli industri merupakan turunan dari permintaan konsumen
akhir.
d. Permintaan di pasar industri lebih inelastic – kurang terpengaruh oleh
perubahan harga jangka pendek.
e. Permintaan di pasa r industri lebih berfluktuatif dan lebih cepat.
2. Sifat unit pembelian.
a. Pembelian di pasar industri melibatkan lebih banyak pembeli.
b. Pembelian dipasar industri melibatkan usaha pembelian yang lebih
professional.
3. Berbagai tipe Keputusan dan Proses Pengambilan Keputusan.
a. Pembeli di pasar industri biasanya menghadapi pengambilan keputusan yang
kompleks.
b. Proses pembelian industri lebih formal.
c. Dalam pembelian di pasar industri, penjual dan pembeli bekerja lebih erat
dan membangun hubungan jangka panjang.
• Aktivitas pembelian terdiri dari dua bagian besar :
> Pusat pembelian yang terdiri dari semua orang yang terlibat dalam
pengambilan keputusan pembelian.
. Proses pengambilan keputusan pembelian.
> PERILAKU PEMBELI DI PASAR INDUSTRI
• Berbagai Situasi Pembelian Utama
Pembelian Ulang sepenuhnya
Merupakan situasi pembelian di pasar industri yang ditandai oleh pembeli secara
rutin memesan ulang sesuatu tanpa ada modifikasi.
Pembelian ualng dengan modifikasi
Situasi pembelian di pasar industri yang ditandai oleh pembeli ingin
memodifikasi spesifikasi, harga, persyaratan, dan pemasok produk.
Tugas Baru
Situasi pembelian di pasar industri yang ditandai oleh pembeli membeli produk
atau jasa untuk yang pertama kalinya.
Pembelian sistem
Pembelian penyelesaian masalah secara terpaket dari satu penjual.
• Peserta Proses Pembelian di Pasar Industri
Unit pengambilan keputusan organisasi pembelian disebut “Pusat Pembelian “
yaitu semua individu dan unit yang berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan di pasar industri.
> Pemakai, Anggota organisasi yang akan mengunakan produk atau jasa, pemakai
sering sebagai pencetus usulan pembelian dan membantu mendefinisikan
spesifikasi produk.
> Pemberi Pengaruh, orang di dalam pusat pembelian suatu organisasi yang
mempengaruhi keputusan pembelian, mereka sering membantu mendefinisikan
spesifikasi dan juga menyediakan informasi untuk mengevaluasi sejumlah
alternatif.
> Pengambil Keputusan, orang di dalam pusat pembelian suatu organisasi yang
memiliki kekuatan formal dan informasi untuk memilih atau menyetujui pemasok
yang harus dipilih.
> Penjaga gawang, orang yang di dalam pusat pembelian suatu organisasi yang
mengendalikan arus informasi kepada orang lain.
• Pengaruh Utama yang dihadapi Pembeli di Pasar Industri
A.Faktor-faktor lingkungan
- Perkembangan ekonomi
- Kondisi penawaran
- Perubahan teknologi
- Perkembangan peraturan dan kondisi politik.
- Perkembangan persaingan.
- Budaya dan adat-istiadat.
B.Faktor-faktor organisasi
- Tujuan
- Kebijakan.
- Prosedur.
- Struktur Organisasi
- Sistem
2. Faktor-faktor antar pribadi :
- Otoritas
- Status
- Empati
- Kemampuan mempengaruhi orang.
3. Faktor-faktor individu:
- Umur
- Pendidikan
- Posisi jabatan
- Kepribadian.
- Sikap terhadap resiko
> Proses Pembelian di Pasar Industri
1. Penganalan Masalah.
Tahap pertama dalam proses pembelian di pasar industri ketika seorang di
perusahaan tertentu mengenali adanya masalah atau kebutuhan yang dapat
dipecahkan dengan memperoleh barang atau jasa tertentu.
2. Penjabaran Kebutuhan secara Umum.
Tahap dalam proses pembelian dipasar industri ketika perusahaan tersebut
menjabarkan secara umumkarakteristik dan kuantitas barang yang dibutuhkan.
3. Spesifikasi Produk.
Tahapan ketika organisasi pembeli memutuskan dan menspesifikasikan
karakteristik produk yang secara teknis terbaik atas barang yang dibutuhkan.
4. Analisis Nilai.
Pendekatan pengurangan biaya dimana semua komponen dipelajari secara seksama
guna menentukan apakah dapat dirancang ulang, distandarisasikan atau dibuat
dengan metode produksi yang lebih baik.
5. Pencarian Pemasok.
Tahapan ketika pembeli berusaha mendapatkan pemasok terbaik.
6. Pengumpulan Proposal.
Tahapan ketika pembeli mengundang pemasok yang memenuhi syarat untuk mengajukan
proposal.
7. Pemilihan Pemasok.
Tahapan ketika pembeli mengulas proposal dan memilih satu atau beberapa
pemasok.
8. Spesifikasi pesanan rutin.
Tahapan ketika pembeli menulis pesanan akhir kepada pemasok ( para pemasok )
terpilih, membuat daftar spesifikasi, kuantitas yang dibutuhkan,waktu
penyerahan yang diharapkan, kebijakan pengembalian barang dan garansi.
9. Penilaian Kinerja.
Tahapan ketika pembeli memeringkat kepuasannya terhadap pemasok,sambil
mengambil keputusan apakah akan melenjutkan, memodifikasi atau memutuskan
perjanjian hubungan tersebut.
B. PASAR INSTITUSI DAN PEMERINTAH
Pasar Institusi
a. Terdiri dari sekolah, rumah sakit, rumah jompo, dan institusi lain yang
menyediakan barang dan jasa bagi orang-orang yang mereka pelihara.
b. Setiap institusi mempunyai sponsor dan tujuan yang berbeda.
c. Pasar institusi memiliki cirri anggaran yang rendah dan pelanggan yang sudah
pasti.
d. Banyar pemasar mendirikan divisi terpisah untuk melayani cirri dan kebutuhan
khusus pembeli institusi.
Pasar Pemerintah
e. Unit pemerintah --- pemerintah federal, negara bagian, dan local – yang
membeli atau menyewa barang dan jasa guna menunaikan fungsi utama pemerintah.
f. Biasanya meminta pemasok mengajukan penawaran dan biasanya mereka memberikan
kontrak kepada pemasok yang menawarkan harga terrendah.
g. Umumnya lebih menyukai pemasok domestik daripada pemasok asing.
h. Sebagian besar pemerintah akan memberikan pemasok panduan yang lengkap yang
menerangkan cara menjual kepada pemerintah.
i. Kriteria non-ekonomi juga memainkan peranan dalam pembelian pemerintah.
BAB IV
TARGET PASAR
MENGUKUR
DAN MERAMALKAN PASAR PERMINTAAN
MENDEFINISIKAN PASAR
Istilah
“ Direct Marketing “ dewasa ini sepertinya membangkitkan keragaman kesan
rahasia di dalam pemikiran para manajer yang bertanggung jawab menerapkan
program-program pemasaran dan penjualan.
Pemasaran
langsung ( direct marketing ) bisa menjadi alat ukur kinerja pemasaran produk atau
jasa yang kita hasilkan dan berhubungan secara langsung dengan profitabilitas.
Kata kunci dalam memproduksi suatu kampanye yang menguntungkan adalah
perencanaan. Perencanaan merupakan hal mutlak yang perlu kita lakukan dalam
mengembangkan rencana pemasaran yang komprehensif, jika kita ingin mencapai
baik kinerja maupun profitabilitas.
Sebagai
seorang Direct Marketer ( Pemasar Pemasaran Langsung ), sangatlah penting untuk
selalu ingat bahwa asset paling penting yang kita miliki bukan ‘Produk ‘,
tetapi ‘ Pelanggan ‘, juga bukan ‘ Pembelian’ tetapi ‘ Pembeli’ .
Perencanaan
yang baik haruslah dapat digunakan untuk membantu kita mengenali pasar-pasar
sasaran khusus kita dan memberikan pemahaman yang jelas sekali tentang
kebutuhan dan sikap mereka. Untuk melakukan ini kita perlu :
- Lakukan penelitian pasar tentang pelanggan kita pada saat ini untuk menentukan apa yang mereka senangi/tidak senangi dalam berurusan dengan organisasi kita dan bagaimana mereka merasakan produk atau jasa kita.
- Buat analisis sifat-sifat dasar para pelanggan kita yang ada pada saat ini untuk mengetahui apa yang mereka miliki pada umumnya.
- Tentukan siapa yang paling menikmati manfaat dari penggunaan produk atau jasa kita.
Sasaran kegiatan-kegiatan tersebut
adalah pasar yang ingin kita capai, apakah itu business to business ( untuk industri ) atau kepada konsumen. Dari
uraian diatas kita dapat mengetahui bahwa pasar adalah para pelanggan potensial
dan pelanggan-pelanggan yang sudah ada. Masing-masing kelompok diperlakukan
berbeda dan masing-masing masuk ke dalam tempat kedudukannya yang istimewa di
dalam siklus penjualan kita.
Segmen
pelanggan potensial dan pelanggan yang sudah ada yang kita pilih untuk
dijadikan sasaran ditentukan oleh target yang telah kita tetapkan dalam
perencanaan. Misalnya, bila target kita adalah meningkatkan besarnya perkiraan,
sasaran yang jelas adalah segmen data pelanggan yang ada yang mempunyai potensi
pertumbuhan terbesar.
Dalam
perencanaan ada beberapa hal strategis yang harus dilakukan, hal tersebut berhubungan
erat dengan success produk/jasa kita di pasar, yaitu ;
-
Produk /Jasa
Pastikan bahwa cara mendapatkan dan
menggunakan produk/jasa kita dijelaskan dengan tepat kepada pelanggan, demikian
juga manfaat-manfaatnya. Jangan mengaburkan bentuk produk/jasa dengan manfaat.
Rincilah apa yang istimewa atau unik tentang produk/jasa kita dan bagaimana
produk/jasa tersebut akan memberi manfaat kepada orang atau organisasi yang
ingin kita raih.
-
Penawaran
Penawaran mungkin hanyalah salah
satu unsur strategi, akan tetapi dapat berpengaruh besar pada hasil-hasil yang
akan kita capai. Penawaran kita bukanlah hal apa-apa, hanya sebuah usulan yang
memuaskan keinginan pokok pembeli/pelanggan untuk mendapatkan sesuatu yang
lebih untuk uang mereka. Penawaran yang tepat dapat memberi sumbangan sampai 40
% kearah tercapainya hasil-hasil kampanye kita. Penawaran itu harus sesuai dan
layak untuk pasar sasaran kita, semakin cepat pasar sasaran kita memahami apa
penawaran yang kita tawarkan dan apa yang terkandung didalamnya bagi mereka,
akan semakin besar peluang mencapai keberhasilan.
-
Media
Apa cara paling efisien dan efektif,
biaya yang untuk mencapai orang atau orang-orang yang perlu anda raih ? apakah
dengan menggunakan iklan tercetak di surat kabar atau majalah, atau mungkin
melalui televisi atau radio, atau bahkan melalui Direct Mail. Ini merupakan
bidang yang akan ditentukan oleh anggaran belanja dan pengetahuan kita tentang
siapa yang harus kita raih.
-
Pelaksanaan yang kreatif
Strategi yang kreatif harus
merupakan bagian yang fleksibel. Kita harus melangkah maju dengan satu-satunya
cara ini bila unsur lain dari rencana tersebut telah dirumuskan dengan jelas.
-
Penentuan Waktu
Sering kali cara yang paling baik
untuk menyusun hal ini adalah menggunakan batas waktu khusus yang dipaksakan
kepada kita karena sifat produk atau jasa yng kita promosikan. Sebagai contoh,
bila kita menyelenggarakan seminar, titik awal kita adalah tanggal pelaksanaan
seminar tersebut dan kita harus mengerjakannya dengan berjalan mundur dari
titik awal tersebut.
MENGUKUR PERMINTAAN PASAR SAAT INI.
Untuk
dapat mengukur permintaan pasar, kita harus memiliki Database Pemasaran, yaitu
sekumpulan informasi ( atau Data ) tentang para pelanggan atau klien kita yang
dapat digunakan untuk menilai potensi mereka membeli produk atau jasa kita.
Database umumnya diawali dengan informasi seperti nama, alamat, riwayat
pembelian, dan sebagainya.
Agar
dapat dikategorikan sebagai suatu database pemasaran, informasi tersebut juga
harus memberikan kepada kita suatu pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan
dan harapan dari para pelanggan/klien kita. sebuah database pemasaran
memberikan kepada kita kemampuan untuk menentukan target sebuah segmen pasar
tertentu yang relevan dengan kebutuhan mereka.
Seperti
yang kita ketahui, Pemasaran langsung ( Direct Marketing ) memberikan kepada
kita kemampuan untuk mendapatkan hasil yang dapat dinilai atau diukur dari
investasi kita untuk pemasaran. Salah satu cara untuk mengetahui hasil yang
kita capai adalah dengan melalui pengujian. Pengujian memberikan kepada kita
sebuah strategi untuk menentukan aspek, atau aspek-aspek kegiatan pemasaran
kita yang paling besar mempengaruhi hasil-hasil upaya kita ( apa yang
diinginkan oleh Pasar ).
Ada titik awal yang masuk akal untuk
pengujian dalam rangka mengukur tingkat permintaan pasar yaitu tiga bagian yang
mempunyai pengaruh terbesar terhadap hasil-hasil usaha kita. Dalam urutan
pentingnya bagian-bagian itu adalah :
- Daftar atau media yang kita gunakan untuk mencapai pasar kita.
- Penawaran yang kita buat untuk pasar kita guna membuat mereka memberi komitmen terhadap pemasaran kia.
- Pendekatan kreatif yang kita lakukan ketika menyampaikan pesan kita.
Dalam penggunaan database, apa yang
harus kita uji ? segala hal, bila kita mempunyai cukup informasi dalam
database. Jadi bila kita memiliki 120.000 pelanggan, kita memeiliki 120.000
database yang masing-masing harus mempunyai sifat-sifat dasar yang akan
memungkinkan kita menyeleksi atau membuat segmen sebuah kelompok atau sel untuk
diuji.
Dari
jumlah 120.000 pelanggan ini, mungkin kita bisa seleksi dan mendapatkan 80.000
pelanggan potensial, dari 80.000 pelanggan potensial mungkin bisa kita dapatkan
data lain seperti terdapat 40.000 pelanggan yang telah membeli produk kita
selama 6 bulan terakhir. Dari data tersebut kita dapat menyimpulkan tingkat
permintaan pasar saat itu dalam wilayah pemasaran kita yang harus kita capai
dan yang telah berhasil kita capai.
Bila
kita tidak memiliki database yang besar, kita harus melakukan hal yang sedikit
berbeda. Tetapi kita harus tetap melakukan analisis database pemasaran kita
dengan hati-hati untuk melihat pelanggan-pelanggan potensial terbaik kita yang
akan memanfaatkan produk/jasa kita dan kemudian kirimkan penawaran kepada
mereka. Pada poin ini didalam program pengujian, kita mungkin memikirkan ingin
menyewa beberapa daftar alamat dari luar yang tersedia.broker daftar alamat
yang memiliki nama baik akan membantu kita karena kita kini dapat menyediakan
gambaran akurat tentang pelanggan-pelanggan kita sendiri, yang bertindak
sebagai kriteria pengujian.
Sebuah
daftar yang dikumpulkan adalah daftar yang diciptakan dari sebuah sumber
seperti buku Petunjuk Telepon ( Yellow pages ) misalnya, atau buku petunjuk
lain. Dari daftar tersebut kita dapat mengukur tingkat pasar yang berkembang
dan tingkat keberhasilan kita dalam pemasaran produk/jasa yang kita tawarkan.
Apabila
kita tidak mempunyai sebuah daftar dan kita ingin melakukan tindakan cukup
cepat, kita perlu mengembangkan kampanye melalui media. Tujuan-tujuan
pemasaran, produk, dan anggaran belanja akan membantu kita menentukan media
mana yang seharusnya kita gunakan. Seorang perencana/pembeli media yang baik
dapat benar-benar membantu mencapai pasar kita secara efisien dan efektif. Bila
kita mempunyai waktu dan biaya besar, kita dapat melakukan suatu penelitian
cepat atas prakarsa kita sendiri untuk menentukan arah yang harus kita ambil
dan media yang harus kita gunakan.
Tempat
terbaik untuk memulai adalah memperhatikan media yang digunakan oleh pesaing
dan jenis iklan apa yang mereka keluarkan. Hal ini memberikan kepada kita suatu
informasi dasar secara langsung dan membantu kita membuat persiapan suatu
strategi pengujian pasar. Kini kita perlu mengalokasikan prosentase jumlah
keseluruhan anggaran untuk pengujian kita. Ini akan memungkinkan kita untuk
menentukan media mana yang memberi tingkat respon terbaik dan konversi ke
penjualan terbaik sebelum mengikatkan anggaran kita semuanya pada satu jenis
tertentu.
Cara
lain untuk menguji tingkat permintaan/kebutuhan pasar adalah dengan penawaran,
yaitu usulan yang kita kirim kepada calon pelanggan atau pelanggan kita yang
menyebabkan mereka memperhatikan produk/jasa kita. Dengan kata lain, penawaran
adalah apa yang ada didalamnya untuk mereka kalau mereka menanggapi iklan,
surat, atau telepon kita.
Penawaran
dapat sesederhana harga ( yaitu nilai untuk uang, syarat-syarat pembayaran
untuk dapat membeli produk atau jasa kita, atau hadiah/premi yang mereka terima
bila mereka memberi respon atau membeli. Penawaran dapat juga sesederhana
informasi lebih tentang produk atau jasa yang kita tawarkan. Tentu saja semakin
menarik yang kita sajikan dalam penawaran kita, akan semakin baik tingkat
respon yang kita terima. Yang perlu diingat adalah bukan jumlah respon pasar
terhadap penawaran kita, yang akan menjadi penting pada akhir promosi tersebut,
tetapi jumlah konversi menjadi penjualan.
Menguji
pasar dengan pendekatan kreatif juga bisa dilakukan, walaupun strategi
pemasaran yang kreatif kurang memberikan
hasil-hasil sebanyakdaftar/media dan penawaran yang telah kita lakukan.
Bagaimanapun juga, pelaksanaan kreatif dalam pemasaran langsung harus selalu
menekankan manfaat produk atau jasa kita. Penting untu diingat, pengujian bukan
untuk diselesaikan sekaligus seluruhnya, ujilah hanya satu variable sekali
pengujian untuk memberi informasi tentang pasar kita.
Kunci
kearah keberhasilan adalah memahami pasar, pemasar yang cerdik memusatkan
sasaran pada manfaat produk atau jasa mereka dan mengenali kebutuhan-kebutuhan
emosional pembeli pada saat yang sama. Dengan kata lain, mereka mengetahui
bahwa agar dapat berhasil mereka harus membuat pembeli itu seorang pahlawan
didalam perusahaan mereka, walau itu hanya untuk sementara.
JENIS
JENIS PASAR
Jenis – Jenis Pasar dibedakan
menurut bentuk kegiatan, cara transaksi dan menurut jenis barangnya.
Pengertian Pasar atau Definisi Pasar adalah tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli
barang dan jasa.
Di pasar antara penjual dan pembeli
akan melakukan transaksi. Transaksi adalah kesepakatan dalam kegiatan
jual-beli. Syarat terjadinya transaksi adalah ada barang yang diperjual
belikan, ada pedagang, ada pembeli, ada kesepakatan harga barang, dan tidak ada
paksaan dari pihak manapun.
Jenis-Jenis Pasar
Jenis pasar menurut bentuk
kegiatannya. Menurut dari bentuk kegiatannya
pasar dibagi menjadi 2 yaitu pasar nyata ataupun pasar tidak
nyata(abstrak). Maka kita lihat penjabaran berikut ini:
- Pasar Nyata.
Pasar nyata adalah pasar diman
barang-barang yang akan diperjual belikan dan dapat dibeli oleh pembeli. Contoh
pasar tradisional dan pasar swalayan.
- Pasar Abstrak.
Pasar abstrak adalah pasar dimana
para pedagangnya tidak menawar barang-barang yang akan dijual dan tidak membeli
secara langsung tetapi hanya dengan menggunakan surat dagangannya saja. Contoh
pasar online, pasar saham, pasar modal dan pasar valuta asing.
Jenis pasar menurut cara
transaksinya. Menurut cara transaksinya, jenis
pasar dibedakan menjadi pasar tradisional dan pasar modern.
- Pasar Tradisional
Pasar tradisional adalah pasar yang
bersifat tradisional dimana para penjual dan pembeli dapat mengadakan tawar
menawar secar langsung. Barang-barang yang diperjual belikan adalah barang yang
berupa barang kebutuhan pokok.
- Pasar Modern
Pasar modern adalah pasar yang
bersifat modern dimana barang-barang diperjual belikan dengan harga pas dan
denganm layanan sendiri. Tempat berlangsungnya pasar ini adalah di mal, plaza,
dan tempat-tempat modern lainnya.
Jenis – Jenis Pasar menurut jenis
barangnya. Beberapa pasar hanya menjual satu
jenis barang tertentu , misalnya pasar hewan,pasar sayur,pasar buah,pasar ikan
dan daging serta pasar loak.
Jenis – Jenis Pasar menurut
keleluasaan distribusi. Menurut
keluasaan distribusinya barang yang dijual pasar dapat dibedakan menjadi:
- Pasar Lokal
- Pasar Daerah
- Pasar Nasional dan
- Pasar Internasional
Pengertian dan Macam-macam Pasar
Menurut Bentuk dan Strukturnya
Pasar menurut struktur dibedakan
menjadi empat macam yaitu pasar persaingan sempurna, monopoli, persaingan
monopolistik, dan oligopoli.
a. Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna disebut juga pasar persaingan murni adalah pasar di
mana terdapat banyak penjual dan pembeli dan mereka sudah sama-sama mengetahui
keadaan pasar.
Pasar persaingan sempurna memiliki ciri-ciri berikut ini.
1) Banyak penjual dan pembeli.
2) Barang yang diperjualbelikan sejenis (homogen).
3) Penjual maupun pembeli memiliki informasi yang lengkap tentang pasar.
4) Harga ditentukan oleh pasar.
5) Semua faktor produksi bebas masuk dan keluar pasar.
6) Tidak ada campur tangan pemerintah. Contoh pasar persaingan sempurna antara
lain pasar hasil-hasil pertanian.
b. Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Pasar persaingan tidak sempurna adalah kebalikan dari pasar persaingan sempurna
yaitu pasar yang terdiri atas sedikit penjual dan banyak pembeli. Pada pasar
ini penjual dapat menentukan harga barang. Barang yang diperjualbelikan
jenisnya heterogen (berbagai jenis barang). Pasar persaingan tidak sempurna
mempunyai beberapa bentuk pasar.
1) Pasar Monopoli
Pasar monopoli adalah pasar yang terjadi apabila seluruh penawaran terhadap
sejenis barang pada pasar dikuasai oleh seorang penjual atau sejumlah penjual
tertentu. Pada pasar monopoli terdapat ciri-ciri berikut ini.
a) Hanya ada satu penjual sebagai pengambil keputusan harga (melakukan monopoli
pasar).
b) Penjual lain tidak ada yang mampu menyaingi dagangannya.
c) Pedagang lain tidak dapat masuk karena ada hambatan dengan undang-undang
atau karena teknik yang canggih.
d) Jenis barang yang diperjualbelikan hanya semacam.
e) Tidak adanya campur tangan pemerintah dalam penentuan harga, contoh: PT
Pertamina (persero), PT Perusahaan Listrik Negara (persero), dan PT Kereta Api
(persero).
2) Pasar Persaingan Monopolistis
Pasar persaingan monopolistis adalah pasar dengan banyak penjual yang
menghasilkan barang yang berbeda corak. Pasar ini banyak dijumpai pada sektor
jasa dan perdagangan eceran. Misalnya jasa salon, angkutan, toko obat/apotik,
dan toko kelontong.
Pada pasar persaingan monopolistik terdapat ciri-ciri berikut ini.
a) Terdiri atas banyak penjual dan banyak pembeli.
b) Barang yang dihasilkan sejenis, hanya coraknya berbeda. Contoh: sabun, pasta
gigi, dan minyak goreng.
c) Terdapat banyak penjual yang besarnya sama, sehingga tidak ada satu penjual
yang akan menguasai pasar.
d) Penjual mudah menawarkan barangnya di pasar.
e) Penjual mempunyai sedikit kekuasaan dalam menentukan dan memengaruhi harga
pasar.
f) Adanya peluang untuk bersaing dalam keanekaragaman jenis barang yang dijual.
3) Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya terdiri atas beberapa penjual untuk
suatu barang tertentu, sehingga antara penjual yang satu dengan yang lainnya
bisa memengaruhi harga. Contoh:
perusahaan menjual mobil dan sepeda motor, perusahaan rokok, industri
telekomunikasi, dan perusahaan semen. Pasar oligopoli mempunyai ciri-ciri
berikut ini.
a) Hanya terdapat sedikit penjual, sehingga keputusan dari salah satu penjual
akan memengaruhi penjual lainnya.
b) Produk-produknya berstandar.
c) Kemungkinan ada penjual lain untuk masuk pasar masih terbuka.
d) Peran iklan sangat besar dalam penjualan produk perusahaan.
SEGMENTASI
PASAR DAN DASAR SEGMENTASI
Segmentasi
Pasar
Apa itu segmentasi pasar ?
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi
kelompok-kelompok pembeli yang
berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang
mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar
juga dapat diartikan sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis para
pembeli di pasar produk, menganalisis perbedaan antara pembeli di pasar.
Menurut
Hermawan Kertajaya, segmentasi adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar
secara kreatif. Yakni bagaimana membagi pasar sesuai dengan kebutuhan tertentu.
Contohnya dari segi karakteristik atau kebutuhan produk yang berbeda-beda.
Segmentasi diperlukan untuk menentukan fokus dan strategi yang akan diterapkan
pada calon pelanggan.
Apa tujuan dari adanya segmentasi pasar ?
Tujuan adanya segmentasi pasar adalah sebagai berikut :
a. Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling menguntungkan
b. Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar
c. Menentukan cara-cara promosi yang paling tepat bagi perusahaan
d. memilih media advertensi yang lebih baik dan menemukan bagaimana
mengalokasikan secara baik.
e. Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam promosi
f. Para penjual atau perusahaan akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk
menempatkan (mengarahkan) serta membandingkan kesempatan-kesempatan atau
harapan-harapan dalam pemasaran sehingga dapat mempelajari kebutuhan tiap
segmen
g. Para penjual dapat menggunakan pengetahuannya untuk menanggapi usaha
pemasaran yang berbeda-beda sehingga dapat mengalokasikan anggarannya dengan
lebih tepat terhadap berbagai segmen.
h. Penjual dapat mengatur lebih baik produksnya dengan cara pemasarannya.
Dalam menerapkan pasar sasaran, terdapat tiga langkah pokok
yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Segmentasi Pasar
2. Penetapan Pasar Sasaran
3. Penempatan Produk
Langkah langkah Segmentasi Pasar, Penetapan Pasar Sasaran,
Penempatan Pasar:
Segmentasi Pasar:
1.Identifikasi dasar-dasar segmentasi pasar
2. Mengembangkan profit setiap segmen
Penetepan Pasar Sasaran:
1. Mengembangkan metode penilaian atas daya tarik segmen
2. Memilih segmen yang akan dimasuki
Penempatan Pasar:
1. Merumuskan penempatan produk pada masing-masing segmen yang dipilih sebagai
sasaran
2. Mengembangkan bauran pemasaran bagi setiap segmen yang dipilih sebagai
sasaran.
1. Segmentasi Pasar
Segmentasi Pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen
dari suatu produk kedalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat
homogen. Berdasarkan definisi diatas diketahui bahwa pasar suatu produk
tidaklah homogen, akan tetapi pada kenyataannya adalah heterogen. Pada dasarnya
segmentasi pasar adalah suatu strategi yang didasarkan pada falsafah manajemen
pemasaran yang orientasinya adalah konsumen. Dengan melaksanakan segmentasi
pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang
dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam
rangka memberikan kepuasan bagi konsumen.
Ada empat ktiteria yang harus dipenuhi segmen pasar agar proses segmentasi
pasar dapat dijalankan dengan efektif dan bermanfaat bagi perusahaan, yaitu:
1. Terukur (Measurable), artinya segmen pasar tesebut dapat diukur, baik
besarnya, maupun luasnya serta daya beli segmen pasar tersebut.
2. Terjangkau (Accessible), artinya segmen pasar tersebut dapat dicapai
sehingga dapat dilayani secara efektif.
3.Cukup luas (Substantial), sehingga dapat menguntungkan bila dilayani.
4. Dapat dilaksanakan (Actjonable), sehingga semua program yang telah disusun
untuk menarik dan melayani segmen pasar itu dapat efektif.
Kebijakan segmentasi pasar haruslah dilakukan dengan menggunakan ktiteria tertentu.
Tentunya segmentasi ini berbeda antara barang industri dengan barang konsumsi.
Namun dengan demikian secara umum setiap perubahan akan mensegmentasikan
pasarnya atas dasar:
a. Segmentasi atas dasar Geografis, Segmentasi pasar ini dilakukan dengan cara
membagi pasar kedalam unit-unit geografis seperti negara, propinsi, kabupaten.
kota, desa, dan lain sebagainya. Dalam hal ini perusahaan akan beroperasi
disemua segmen, akan tetapi, harus memperhatikan perbedaan kebutuhan dan selera
yang ada dimasing-masing daerah.
b. Segmentasi atas dasar Demografis, Segmentasi pasar ini dapat dilakukan
dengan cara memisahkan pasar kedalam kelompok-kelompok yang didasarkan pada
variabel-variabel demografis, seperti umur, jenis kelamin, besarnya keluarga,
pendapatan, agama, pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain.
c. Segmentasi atas dasar psychografis, Segmentasi pasar ini dilakukan dengan
cara membagi-bagi konsumen kedalam kelompok-kelompok yang berlainan menurut
kelas sosial, gaya hidup, berbagai ciri kepribadian, motif pembelian, dan
lain-lain.
2. Penetapan Pasar Sasaran ( Target market)
Adalah merupakan kegiatan yang berisi dan menilai serta memilih satu atau lebih
segmen pasar yang akan dimasuki oleh suatu perusahaan. Apabila perusahaan ingin
menentukan segmen pasar mana yang akan dimasukinya, maka langkah yang pertama
adalah menghitung dan menilai porensi profit dari berbagai segmen yang ada
tadi. Maka dalam hal ini pemasar harus mengerti betul tentang teknik-teknik
dalam mengukur potensi pasar dan meramalkan permintaan pada masa yang akan
datang. Teknik-teknik yang dipergunakan ini sangat bermanfaat dalam memilih
pasar sasaran, sehingga pemasar dapat menghindarkan kesalahan-kesalahan yang
bakal terjadi, atau paling tidak menguranginya sekecil mungkin dalam prakteknya.
Maka untuk tujuan tersebut perusahaan harus membagi-bagi pasar menjadi
segmen-segmen pasar utama, setiap segmen pasar kemudian dievaluasi, dipilih dan
diterapkan segmen tertentu sebagai sasaran. Dalam kenyataannya perusahaan dapat
mengikuti salah satu diantara lima strategi peliputan pasar, yaiitu:
1. Konsentrasi pasar tunggal, ialah sebuah perusahaan dapat memusatkan
kegiatannya dalam satu bagian daripada pasar. Biasanya perusahaan yang lebih
kecil melakukan pilihan ini.
2. Spesialisasi produk, sebuah perusahaan memutuskan untuk memproduksi satu
jenis produk. Misalnya sebuah perusahaan memutuskan untuk memproduksi hanya
mesin tik listrik bagi sekelompok pelanggan.
3. Spesialisasi pasar, misalnya sebuah perusahaan memutuskan untuk membuat
segala macam mesin tik, tetapi diarahkan untuk kelompok pelanggan yang kecil.
4. Spesialisasi selektif, sebuah perusahaan bergerak dalam berbagai kegiatan
usaha yang tidak ada hubungan dengan yang lainnya, kecuali bahwa setiap
kegiatan usaha itu mengandung peluang yang menarik.
5. Peliputan keseluruhan, yang lazim dilaksanakan oleh industri yang lebih
besar untuk mengungguli pasar. Mereka menyediakan sebuah produk untuk setiap
orang, sesuai dengan daya beli masing-masing.
3. Penempatan produk ( Product Positioning)
Penempatan produk mencakup kegiatan merumuskan penempatan produk dalam
persaingan dan menetapkan bauran pemasaran yang terperinci. Pada hakekatnya
Penempatan produk adalah: Tindakan merancang produk dan bauran pemasaran agar
tercipta kesan tertentu diingatan konsumen.
Bagi setiap segmen yang dimasuki perusahaan, perlu dikembangkan suatu strategi
penempatan produk. Saat ini setiap produk yang beredar dipasar menduduki posisi
tertentu dalam segmen pasamya. Apa yang sesungguhnya penting disini adalah
persepsi atau tanggapan konsumen mengenai posisi yang dipegang oleh setiap
produk dipasar.
Apa saja dasar-dasar dan syarat dalam penetapan segmentasi pasar?
Dalam penetapan segmentasi pasar, terdapat beberapa hal yang
menjadi dasarnya yaitu:
Dasar–dasar segmentasi pasar pada pasar konsumen
Variabel geografi
Variabel tersebut, antara lain: wilayah, ukuran daerah,
ukuran kota, dan kepadatan iklim.
Variabel demografi
Variabel tersebut, antara lain: umur, keluarga, siklus
hidup, pendapatan, pendidikan, dll.
Variabel psikologis
Variabel tersebut, antara lain: kelas sosial, gaya hidup,
dan kepribadian.
Variabel tersebut, antara lain: manfaat yang dicari, status
pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan dan sikap pada produk.
Dasar–dasar segmentasi pada pasar industri :
Tahap 1, yaitu menetapkan segmentasi makro, yakni pasar pemakai akhir, lokasi
geografis, dan banyaknya langganan.
Tahap 2, yaitu sikap terhadap penjual, ciri–ciri kepribadian, kualitas produk,
dan pelanggan.
Ada beberapa syarat segmentasi yang efektif, yaitu:
Dapat diukur
Dapat dicapai
Cukup besar atau cukup menguntungkan
Dapat dibedakan
Dapat dilaksanakan
Apa saja tingkat pemasaran dalam
dalam penetapan segmentasi pasar ?
Pembelian mempunyai kebutuhan dan keinginan yang unik.
Setiap pembeli, berpotensi menjadi pasar yang terpisah. Oleh karena itu
segmentasi pasar dapat dibangun pada beberapa tingkat yang berbeda.
Pemasaran massal
Pemasaran massal berfokus pada produksi massal, distribusi massal, dan promosi massal untuk produk yang sama
dalam cara yang hampir sama keseluruh konsumen.
Pemasaran segmen
Pemasaran segmen menyadari bahwa pembeli berbeda dalam
kebutuhan, persepsi, dan perilaku pembelian.
Pemasaran ceruk
Pemasaran ceruk (marketing niche) berfokus pada sub-group di
dalam segmen-segmen. Suatu ceruk adalah suatu grup yang didefiniskan dengan
lebih sempit.
Pemasaran mikro
Praktik penyesuaian produk dan program pemasaran agar cocok
dengan citarasa individu atau lokasi tertentu. Termasuk dalam pemasaran mikro
adalah pemasaran lokal dan pemasaran individu.
Apa saja manfaat dari segmentasi pasar bagi jalannya sebuah
bisnis ?
1. Segmentasi dapat menghemat cost.
Dengan dipilihnya segmentasi, maka perusahaan akan fokus
pada segmentasi tersebut. Hal ini bisa memangkas biaya, energi, dan SDM untuk
fokus pada hal tersebut saja. Maka pengeluaran anda bisa lebih hemat jika
dibandingkan mereka yang fokusnya masih belum ditentukan.
2. Segmentasi memudahkan positioning.
Segmentasi dapat menjadi dasar untuk positioning merek.
Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan agar
mendapatkan tempat khusus dalam pikiran target market.
3. Segmentasi menambah daya saing anda terhadap kompetitor.
Dengan segmentasi, perusahaan dapat melihat siapa saja
pesaingnya. Dan tentu saja dapat melihat letak peluang mereka di pasar. Maka
dengan data-data segmentasi, perusahaan bisa dengan mudah menentukan apa yang
harus mereka lakukan dengan kompetitor.
SASARAN PASAR DAN POSISI KEUNGGULAN
LUAS PASAR
Luas pasar bagi perusahaan tidak
selslu berarti penjumlahan seluruh populasi penduduk. Populasi penduduk tidak
selalu berarti populasi pasar. Populasi pasar (market population) atau
sering disebut sebagai potensial pasar adalah keseluruhan permintaan terhadap
produk tertentu pada wilayah dan periode waktu yang tertentu pula.
secara ringkas beberappa pengertian
tentang tinkatan luas bagian-bagian pasar dapat ditunjukan sebagai berikut :
MARKET SHARE
Market Share adalah bagian pasar
yang mampu dikuasai oleh perusahaan apabila dibandingkan dengan penjualan
seluruh industrinya (total penjualan perusahaan yang sejenis).
Market Share (absolut maupun
relatif) merupakan indikator perusahaan yang mampu menjelaskan tentang :
- Kemampuan perusahaan menguasai pasarKemampuan penguasaan pasar dapat dipandang sebagai salah satu indikator keberhasilan. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah mempertahankan atau meningkatkan tingkat market-share. Sehingga pencapaian tujuan berarti juga dianggap sebagai keberhasilan perusahaan.
- Kedudukan (posisi) perusahaan di pasar persaingan.Berdasarkan tingkat market-share, kedudukan masing-masing perusahaan dapat dilakukan urutan atau rangkingnya dalam persaingan. Secara berturut-turut posisi perusahaan dapat dibedakan sebagai :
- Market Leader, Challenger, Follower, dan Market Nicher.
PENGUASAAN PASAR
Peguasaan pasar mempunyai dua
pilihan :
- Menguasai keseluruhan
- Hanya sebagian pasar yang dikuasai
Penguasaan keseluruhan (total) pasar
dapat mendasarkan pada dua asumsi. Yaitu anggapan bahwa perilaku dan respons
pasar relatif homogen atau anggapan kedua bahwa perilaku dan respons pasar
adalah relatif heterogen.
Anggapan bahwa perilaku dan respon
pasar adalah relatif homogen berarti perusahaan tidak membedakan pasar. Pasar
dianggap sebagai suatu agregat yang komponen-komponennya mempunyai karakter dan
berperilaku sama.
Apabila anggapan produsen tentang
pasar adalah relatif heterogen, berarti pemasar melihat pasar meliputi berbagai
ragam bagian atau pangsa pasar. Secara keseluruhan perilaku pasar adalah
relatif heterogen yang terdiri dari beberapa segmen dengan perilaku dan respon
yang masing-masing adalah relatif homogen.
AGREGASI PASAR
Pada umumnya, pasar mempunyai
karakter dan perilaku tertentu. Pasar dapat dianggap mepunyai satu karakter dan
perilaku yang sama. Oleh karena itu konsekuensi kebutuhan maupun usaha pasar
untuk memperoleh barang juga berperilaku seragam. Meskipun dalam kenyataan,
tidaklah demikian. Pemasar sengaja mengabaikan perbedaan-perbedaan yang ada.
Ada beberapa alasan yang mendasari persepsi ini :
Pertama, karena sifat dari barang maupun perilaku tidak terlalu
berbeda atau sulit untuk dibedakan. Kedua, permintaan atas prodk
perusahaan adalah cukup tinggi, sehingga pasar tidak mempedulikan jika ada
perbedaan produk. Ketiga, karena kemampuan perusahaan memproduksi barang
relatif seragam atau karena kalau dibedakan tidak memberikan manfaat yang
berarti. Pandangan ini melihat pasar sebagai suatu agregat. Prosesnya dikenal
sebagai agregasi pasar (Market Aggregation).
SEGMENTASI PASAR
Segmentasi pasar adalah proses
membagi-bagi pasar yang semula berperilaku heterogen menjadi beberapa kelompok
pasar yang sekarang berperilaku lebih seragam.
BASIS SEGMENTASI PASAR
Basis segmentasi pasar konsumen :
Basis segmentasi untuk pasar
konsumen yang paling umum dapat digunakan adalah aspek :
- Geografis (wilayah, pemukiman, perkotaan dsb.)
- Demografis (usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, dsb.)
- Psikografis (sikap, motivasi, persepsi, dsb.)
- Kebiasaan (membeli, mengkonsumsi, dsb.)
Basis segmentasi pasar industrial :
Basis segmentasi untuk pasar
industrial adalah :
- Geografis (wilayah, sentra industri dan perdagangan)
- Demografis (jenis industri, kapasitas atau luas produksi)
- Variabel operasional (tingkat teknologi, pola konsumsi, kapabilitas dan kebutuhan pelanggan)
- Pendekatan pembelian (tingkat wewenang bagian pembelian, struktur wewenang, kebijakan pembelian, kriteria pemeblian)
- Faktor situasional (tingkat kepentingan, penggunaan, tingkat pemesanan)
- Karakteristik personal (kesamaan pembeli-penjual, sikap terhadap resiko, tingkat loyalitas terhadap pemasok)
Proses segmentasi pasar :
- Identifikasi basis segmentasi pasar
- Menguppulkan inforasi pasar
- Mengembangkan komposisi profil segmen
- Penetapan konsekuensi pemasaran
- Estimasi masing-masing potensi segmen pasar
- Analisis peluang pasar
- Penetapan penguasaan pasar
Segmentasi pasar diperlukan karena :
- Perusahaan dapat lebih baik memahami perilaku segmen-segmen pasar yang lebih homogen sehingga dapat lebih baik dalam melayani kebutuhan-kebutuhan mereka.
- Apabila pasar terlalu luas dan berperilaku sangat beragam, perusahaan dapat memilih satu ataupun beberapa segmen pasar saja.
Kriteria efektifitas segmentasi
pasar :
- Dapat dijangkau (accessable)
- Dapat diukur (measureable)
- Memberikan keuntungan (profitable)
PENETAPAN SASARAN PASAR
Ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan sebagai dasar penilaian masing-masing segmen pasar :
- Luas dan pertumbuhan segmen pasar
- Struktur pasar
- Tujuan dan kapasitas perusahaan
STRATEGI PENGUASAAN SASARAN PASAR
Strategi penguasaan sasaran pasar
meliputi tiga alternatif :
- Pasar yang tidak membedakan (Undifferentiated marketing)Pemasaran yang tidak membedakan adalah alternatif penguasaan seluruh pasar. Pasar dipandang sebagai satu kesatuan (agregat) yang dianggap empunyai karakter dan perilaku saa (homogen) Oleh karena itu perusahaan merancang peasaran dengan strategi yang tidak membedakan perbedaan-perbedaan karakter maupun perilaku pasar.
- Pemasaran yang membedakan (Differentiated marketing)Pemasaran yang membedakan adalah alternatif penguasaan keseluruhan pasar. Pasar dipandang sebagai keseluruhan yang terdiri dari beberapa bagian-bagian (segmen) yang karakter dan perilakunya masing-masing berbeda (heterogen). Oleh karena itu perusahaan merancang masing-masing startegi pemasaran untuk masing-masing segmen pasar.
- Pemasaran yang Terkonsentrasi (Concentrated marketing) Anggapan perusahaan atas perilaku pasar adalah heterogen. Melalui segmentasi pasar, dipilih satu segmen sebagai sasarannya. Pemasaran Terkonsentrasi adalah alternatif penguasaan salah satu segmen pasar.
PENEMPATAN POSISI PRODUK
Posisi produk adalah kedudukan merk
atau produk pada peta persepsi dan preferensi konsumen terhadap kedudukan
merk-merk atau produk-produk pesaingnya.
Secara umum pengertian posisi produk
meliputi :
- Perseosi dan preferensi konsumen adalah mencerinkan pasar sasaran.
- Persepsi dan preferensi konsumen mencerminkan manfaat produk secara fungsional ataupun nonfungsional menurut pandangan konsumen.
- Kedudukan produk menurut pemikiran konsumen adalah relatif yang dapat digambarkan pada suatu peta persepsi atas produk-produk yang terasuk dalam kelas produknya.
Komponen posisi produk :
- Produk-produk dala kelas produk atau struktur pasar akan saling bersaing.
- Pasar berperilaku heterogen yang dapat dikembangkan proses segmentasi pasar.
- Persepsi maupun preferensi produk dan pesaing-pesaingnya dapat digambarkan pada peta persepsi.
- Masing-masing produk menawarkan atribut manfaat kelas produk yang dapat diterima oleh pemikiran konsumen.
Ada beberapa pilihan startegi
merancang posisi produk :
- Posisi berdasarkan atribut produkkualitas, harga, penampilan, atau modelnya
- Posis berdasarkan pada manfaat produkKegunaan produk, fungsi, atau manfaat menggunakannya
- Posis yang mendasarkan penggunaan produkPemakaian menetap atau untuk kepentingan diperjalanan
- Posisi berdasarkan pemakaian produkPosisi kendaraan menurut kepentingan keluarga akan berbeda dengan posisi kendaraan untuk pemakaian untuk niaga
- Posisi yang membedakan langsung dengan pesaingPosisi produk dapat dirancang berbeda secara langsung terhadap produk-produk pesaing dengan menyinggung atau menyebut atribut produk pesaingnya.
Langkah penempatan posisi produk
adalah :
- Identifikasi pembedaan-pembedaan produk yang mempunyai keunggulan terhadap produk pesaing.
- Memilih dan menentukan pembedaan produk yang paling efektif.
- Menyebarluaskan informasi keunggulan produk yang ditawarkan dan mendistribusikan produknya agar dapat dicapai dengan mudah oleh konsumen.
Pembedaan produk :
- Beda fisik produk
- Pelayanan produk
- Personel perusahaan
- Citra produk
BAB V
MENDESAIN PRODUK , MEREK, KEMASAN DAN LAYANAN
Pengertian
Produk
Produk merupakan segala sesuatu yang
dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,
digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan
pasar yang bersangkutan. Produk yang ditawarkan tersebut meliputi barang fisik
(seperti sepeda motor, komputer, TV, buku teks), jasa (restoran, penginapan,
transportasi), orang atau pribadi (Madonna, Tom Hanks, Michael Jordan), tempat
(Pantai Kuta, Danau Toba), organisasi (Ikatan Akuntan Indonesia, Pramuka, PBB),
dan ide (Keluarga Berencana). Jadi, produk bisa berupa manfaat tangible maupun
intangible yang dapat memuaskan pelanggan.
Konsep,
Level, dan Hirarki Produk
Secara konseptual, produk adalah
pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai
usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan
keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta
daya beli pasar. Selain itu, produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi
konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Secara lebih
rinci, konsep produk total meliputi barang, kemasan, merek, label, pelayanan,
dan jaminan.
Dalam merencanakan penawaran atau
produk, pemasar perlu memahami lima tingkatan pengertian produk, yaitu:
Produk Utama / Produk Inti – Core
Benefit
Produk inti memiliki manfaat yang
sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.
Dalam bisnis perhotelan, manfaat utama yang dibeli para tamu adalah ‘istirahat
dan tidur’. Untuk bioskop, para penonton sesungguhnya membeli ‘hiburan’.
Produk Generik
Produk generik merupakan produk
dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk
minimal agar dapat berfungsi). Contohnya, hotel merupakan suatu bangunan yang
memiliki banyak ruangan untuk disewakan.
Produk Harapan – Expected Product
Produk harapan merupakan produk
formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal
(layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli. Sebagai contoh, tamu hotel mengharapkan
tempat tidur yang bersih, sabun dan handuk, air hangat, telepon, lemari
pakaian, dan ketenangan.
Produk Pelengkap – Augmented Product
Produk pelengkap merupakan berbagai
atribut produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan
layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan
produk pesaing. Misalnya, hotel bisa menambahkan fasilitas TV, shampo,
bunga-bunga segar, check-in dan check-out yang cepat, pelayanan kamar yang
baik, dan lain-lain.
Produk Potensial
Produk potensial merupakan segala
macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di
masa mendatang. Misalnya hotel menambahkan fasilitas layanan internet, perekam
video dengan kaset videonya, sepiring buahbuahan segar, dan sebagainya.
Setiap produk berkaitan secara
hirarkis dengan produk-produk tertentu lainnya. Hirarki produk ini dimulai dari
kebutuhan dasar sampai dengan item tertentu yang dapat memuaskan kebutuhan
tersebut. Hirarki produk terdiri atas tujuh tingkatan, yaitu:
1. Need family, yaitu
kebutuhan inti/dasar yang membentuk product family. Contoh, rasa aman.
2. Produk family, yaitu
seluruh kelas produk yang dapat memuaskan suatu kebutuhan inti/dasar dengan
tingkat efektivitas yang memadai. Contohnya, tabungan dan penghasilan.
3. Kelas produk – product class,
yaitu sekumpulan produk di dalam produk family yang dianggap memiliki hubungan
fungsional tertentu. Misalnya, instrumen finansial.
4. Lini produk – product line,
yaitu sekumpulan produk di dalam kelas produk yang berhubungan erat. Contohnya,
asuransi jiwa. Hubungan yang erat ini bisa dikarenakan salah satu dari empat
faktor berikut, yaitu:
a. Fungsinya sama.
b. Dijual kepada kelompok konsumen yang sama.
c. Dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama.
d. Harganya berada dalam skala yang sama.
5. Tipe produk – product type
, yaitu item-item dalam suatu lini produk yang memiliki bentuk tertentu dari
sekian banyak kemungkinan bentuk produk. Misalnya asuransi jiwa berjangka.
6. Merek – brand, yaitu nama
yang dapat dihubungkan/diasosiasikan dengan satu atau lebih item dalam lini
produk yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber atau karakter item
tersebut. Contohnya, Asuransi Bumi Putera.
7. Item, yaitu suatu unit
khusus dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan berdasarkan
ukuran, harga, penampilan, atau atribut lainnya. Biasanya disebut pula
stockkeeping unit atau varian produk. Misalnya, Asuransi Jiwa Bumi Putera yang
dapat diperbaharui.
Klasifikasi Produk
Berdasarkan Wujudnya, Produk dibagi menjadi 2 yaitu :
-Barang : produk yang berbentuk fisik, dapat
disentuh,dipindahkan,dirasa,dipegang dan perlakuan fisik lainnya. Produk dalam
wujud barang lebih cenderung bersifat memanjakan mata dan menarik perhatian
para pembeli karena dinilai dari segi keindahan juga bentuk produk tersebut.
Salah satu kekurangan produk dalam wujud ini adalah kerusakan. suatu barang
yang dipakai secara terus menerus atau secara tidak benar, dapat menimbulkan
kerusakan dan akan mengurangi nilai jual produk tersebut, dengan kata lain harga
suatu barang akan terus berkurang seiringnya pemakaian produk tersebut.
-Jasa : merupakan produk yang tidak memiliki bentuk (abstrak) yang berupa
kegiatan atau aktifitas yang bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan
konsumen.Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk
fisik. Contoh produk dalam bentuk jasa : Travel, Driver, OB , pegawai dan
lain-lain.
Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu :
-Barang konsumsi : produk yang dapat langsung dikonsumsi tanpa melalui proses
lain dalam memenuhi kebutuhan.
-Barang industri : produk yang tidak dapat langsung dikonsumsi, produk ini
memerlukan proses lebih lanjut untuk menambahkan nilai jual, fungsi dan
kepuasan dalam barang/jasa agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang lebih
spesifik.
barang industri dibagi menjadi 3 yaitu :
-Convenience goods (barang yang sering dibeli)
-Shopping goods (barang yang dapat dijual kembali)
-Speciality goods (barang yang memiliki identifikasi khusus
untuk membelinya)
-Unsought goods (barang yang belum terpikirkan untuk dibeli
oleh konsumen)
STRATEGI DAN KEPUTUSAN MEREK DAN KEMASAN
Produk adalah semua yang dapat
ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya. Produk
tidak hanya terdiri dari barang yang berwujud, tetapi definisi produk yang
lebih luas meliputi objek fisik, jasa, kegiatan, orang, tempat, organisasi, ide
atau campuran dari hal-hal tersebut.
Atribut produk merupakan
pengembangan produk dan jasa memerlukan pendefinisian manfaat-manfaat yang akan
ditawarkan. Manfaat-manfaat tersebut kemudian dikomunikasikan dan disampaikan
melalui atribut-atribut produk seperti kualitas, fitur, serta gaya dan desain.
MERK
Merk adalah nama, istilah,
tanda, simbol, desain, atau suatu kombinasi dari atribut-atribut produk yang
dapat memberikan identitas kepada suatu barang dan membedakan barang tersebut
dengan barang yang lainnya. Setiap barang memiliki merk yang berbeda-beda,
begitu juga fungsi merk bagi pembeli, produsen, maupun pedagang. Beberapa
fungsi merk, yaitu:
Bagi
Pembeli: sebagai dasar penentuan pilihan, jaminan kualitas, kepuasan
Bagi
Produsen: sebagai identitas, promosional, membangun citra produk, dan
mengendalikan pasar
Bagi
Pedagang: untuk pengendalian persediaan, prestos, dan kompetitif
Strategi pengembangan merk, yaitu:
Line
extension/Perluasan lini produk
Strategi ini menggunakan nama merek
yang sudah ada ditambahkan variasi seperti diubah ke dalam bentuk baru,
ukuran kemasan yang berbeda, warna dan rasa yang baru namun masih dengan nama
merek yang sama.
Brand
extension/Perluasan merek
Strategi ini menggunakan nama merek
yang sudah ada dikembangkan dan diperkenalkan untuk meluncurkan produk baru
atau produk modifikasi.
Multi
brand/Aneka merek
Strategi ini memperkenalkan banyak
merek baru namun masih dalam kategori produk yang sama.
New
brand/Merek baru
Pada strategi ini adalah meluncurkan
merek yang benar-benar baru untuk kategori produk yang baru juga bagi
perusahaan.
KEMASAN
Menurut Kotler, Packaging
merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah atau
pembungkus suatu produk. Fungsi dari kemasan, yaitu:
Pelindung
isi (dari kerusakan, kehilangan, dsb)
Kemudahan
menggunakan produk (alat pemegang, tidak tumpah)
Pemakaian
ulang (dapat diisi kembali, untuk wadah lain)
Daya
tarik (artistic, warna, atau desain)
Identitas
(berkesan kokoh, lembut, atau mewah)
Distribusi
(mudah disusun, dihitung, atau dipindahkan)
Informasi
(informasi isi, pemakaian, kualitas)
Pengembangan
(kemajuan teknologi, daur ulang)
Untuk meningkatkan penjualan,
perusahaan harus memberikan keunikan atau ciri khas dari produk. Salah satunya
yaitu kemasan produk yang mempunyai peranan penting dalam penjualan. Dimana
kemasan bukan hanya sebagai pembungkus, tetapi juga bisa dijadikan sebagai
salah satu alat promosi efektif yang dapat memberikan informasi kepada konsumen
mengenai produk perusahaan. Untuk itu dalam membuat kemasan harus dibuat
sebagus mungkin. Salah satu alasan konsumen tertarik membeli produk dikarenakan
kemasan yang menarik.
Memang kemasan kini disadari oleh
produsen bukan lagi hanya memiliki fungsi melindungi dan membungkus produk.
Persaingan produk yang semakin ketat di pasar mengharuskan produsen untuk
berfikir keras meningkatkan fungsi kemasan untuk dapat memberikan daya tarik
kepada konsumen melalui aspek artistik, warna, grafis, bentuk maupun desainnya.
Banyak konsumen yang membeli secara sadar akan suatu produk karena tertarik
pada suatu produk karena alasan warna, bentuk dari kemasan. Belum lagi konsumen
yang membeli karena impulse buying, gara-gara menariknya desain, atau bentuk
kemasan suatu produk. Sehingga kemasan menjadi sangat efektif untuk mendorong
konsumen membeli suatu produk.
Melalui kemasan produk, image produk
juga dapat dibentuk misalnya sebagai produk yang kokoh, awet, mewah atau
tahan lama. Sehingga konsumen akan memilih suatu produk karena sesuai syarat
yang akan dibeli misalnya produk yang tahan lama, tidak mudah rusak dan terjaga
kualitasnya. Konsumen seringkali membeli suatu produk tidak untuk segera
dikonsumsi tetapi untuk persediaan, sehingga ia membutuhkan produk yang
terlindungi secara baik isinya, dari kerusakan, berkurangnya isi dan pengaruh
cuaca. Dari sisi distribusi, kemasan juga memegang peranan penting karena
dengan kemasan produk akan mudah disusun, dihitung, ditangani dan disalurkan
secara lebih baik dan cepat. Kemudahan dalam distribusi menjadikan kemasan
didesain tertentu dan dengan ukuran yang mudah untuk dipindahkan dari suatu
tempat ke tempat
PRODUK
LOKAL DAN LINI PRODUK
1.
Atribut Produk
Mutu
produk: Kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya
Sifat-sifat
produk: Alat bersaing yang membedakan produk perusahaan dengan
produk
pesaing
Rancangan
produk: proses mendesain gaya dan fungsi produk yang menarik, mudah,
aman
dan tidak mahal untuk dipergunakan dan diservis, serta sederhana dan
ekonomis
untuk dibuat dan didistribusikan.
2.
Penetapan Merek
Merek:
sebuah nama, istilah, tanda, rancangan atau kombinasi yang dimaksudkan untuk
mengenali
produk, sehingga dapat dibedakan dari produk pesaing.
Nilai
merek: nilai dari merek berdasarkan pada sejauh mana merek itu mempunyai
loyalitas
merek, kesadaran nama merek, anggapan mutu, asosiasi merek yang
tinggi
dan asset lain seperti paten, merek dagang dan hubungan distribusi.
Keputusan
pemberian merek:
a.
Keputusan pemberian merek
Manfaat
merek bagi penjual:
Merek
memudahkan penjual memproses pesanan dan menelusuri masalah yang
ada.
Merek
dan tanda dagang penjual memberikan perlindungan hukum atas tampilan
produk
yang unik
Merek
memberi kesempatan bagi penjual untuk menarik pelanggan
Merek
membantu penjual melakukan segmentasi pasar
Merek
membantu membangun citra perusahaan
b.
Keputusan sponsor merek
Merek
produsen: sebuah merek yang diciptakan dan dimiliki oleh produsen suatu
produk
Merek
pribadi (merek perantara, distributor, toko): merek yang diciptakan dan
dimiliki
pedagang suatu produk.
Merek
campuran: kebiasaan menggunakan nama merek yang sudah terkenal dari
dua
perusahaan berbeda pada produk yang sama.
c.
Keputusan nama merek
Nama
individual: pemberian nama tersendiri untuk masing-masing produk
Nama
Keluarga keseluruhan untuk semua produk: semua produk yang dihasilkan
diberi
nama yang sama
Nama
keluarga yang berbeda untuk semua produk: pemberian merek dibedakan
pada
kategori produk.
Nama
perusahaan yang dikombinasikan dengna merek produk individual: setiap
produk
yang dihasilkan diberi nama perusahaan dan merek.
d.
Keputusan strategi merek
Perluasan
lini: menggunakan nama merek sukses untuk memperkenalkan jenis
barang
tambahan dalam kategori produk tertentu dengan nama merek yang sama,
seperti
aroma, bentu, warna, bahan baku atau ukuran kemasan
Perluasan
merek: menggunakan nama merek sukses untuk meluncurkan produk
baru
atau yang dimodifikasi dalam kategori baru
Multi
merek: strategi yang dipakai pedagang untuk mengembangkan 2 merek/
lebih
dalam kategori produk yang sama
Merek
baru: strategi pemberian merek yang berbeda untuk produk baru yang dihasilkan
e.
Keputusan penetapan ulang posisi merek
Hal
ini dilakukan apabila pesaing meluncurkan merek yang diposisikan berdekatan
dengan
merek perusahaan dan menggerogoti pangsa pasar atau keinginan pelanggan
mungkin
bergeser, sehingga merek perusahaan kurang disukai lagi.
3.
Pengemasan
Adalah
aktivitas merancang dan membuat wadah atau pembungkus untuk suatu produk.
Fungsi
penggunaan sebagai alat pemasaran:
a.
Swalayan: Semakin banyak produk yang dijual secara swalayan sehingga kemasan
yang
efektif harus berpesan sebagai “Iklan lima detik”
b.
Kemampuan konsumen: konsumen bersedia membayar lebih banyak untuk Kenyamanan,
penampilan,
keandalan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.
c.
Citra perusahaan dan merek: perusahaan mengakui kekuatan kemasan yang terancang
baik
akan menghasilkan pengakuan seketika atas perusahaan dan merek.
d.
Kesempatan inovasi: pengemasan yang inovatif dapat memberikan manfaat besar
bagi
konsumen dan laba bagi produsen.
4.
Pemberian Label
Adalah
pemberian keterangan pada produk yang dihasilkan, meliputi:
a.
Identifikasi produk/merek
b.
Mengklasifikasi produk
c.
Menguraikan beberapa hal mengenai produk
d.
Mempromosikan produk dengan gambar yang menarik
5.
Layanan Purna Jual
Adalah
pelayanan yang merupakan tambahan pada produk aktual.
Mengingat
pentingnya layanan pelanggan sebagai alat pemasaran, banyak perusahaan
yang
menetapkan layanan kepada pelanggan untuk mena ngani keluhan, jasa kredit,
pemeliharaan,
pelayanan
teknis dan informasi konsumen.
Keputusan
Lini Produk
Lini
produk: Kelompok produk yang berhubungan erat karena fungsinya serupa, dijual
kepada
kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan lewat jenis toko yang
sama,
dan masuk dalam kisaran harga yang sudah ada.
Panjang
lini produk
Manajer
lini produk harus memutuskan seberapa panjang lini produk. Lini produk terlalu
pendek,
bila manajer dapat menambah laba dengan menambah jenis produk. Dan lini produk
terlalu
panjang, bila manajer dapat meningkatkan laba dengan mengurangi lini produk.
(Memperpanjang ke bawah) (memperpanjang ke
atas) (Memperpanjang ke dua arah)
Mengisi
lini produk, alasannya:
1.
Mencari laba tambahan
2.
Mencoba memuaskan agen penjual yang mengeluh kehilangan penjualan, karena tidak
adanya
produk dalam lini tersebut.
3.
Mencoba menggunakan kapasitas lebih
4.
Mencoba menjadi perusahaan semua lini yang memimpin
5.
Mencoba mengisi lubang agar pesaing tidak masuk.
Modernisasi
lini produk: mempermudah tampilan produk agar sesuai dengan perkembangan
jaman.
Menonjolkan
lini produk: memilih satu atau beberapa produk untuk menjadi unggulan.
Keputusan
Bauran Produk
Bauran
produk: kumpulan semua lini dan jenis produk yang ditawarkan oleh penjual agar
dibeli
oleh pembeli, meliputi:
1.
Lebar bauran produk: mengacu pada jumlah lini produk berbeda yang ditawarkan
perusahaan
2.
Panjang bauran produk: mengacu pada jumlah seluruh jenis barang yang dibuat
perusahaan
3.
Dalam bauran produk: merujuk pada jumlah versi yang ditawarkan dari setiap
produk
dalam
lini
4.
Konsistensi bauran produk: merujuk pada sebesarapa dekat hubungan berbagai lini
produk
dalam
pemakaian akhir, persyaratan produksi, saluran distribusi atau dengan hal
cara
lain
Strategi
Pengembangan Produk Baru
Adalah
pengembangan produk asli, perbaikan produk, modifikasi produk dan merek baru
lewat
usaha litbang milik perusahaan sendiri;
Tahap-tahap
pengembangan produk baru:
1.
Penggalian gagasan
Pencarian
gagasan produk baru secara sistematis melalui sumber internal, pelanggan,
pesaing,
distributor, pemasok dan lain- lain.
2.
Penyaringan gagasan
Menyaring
gagasan produk baru, agar dapat mengenali yang baik dan mengesampingkan
yang
jelek sedini mungkin
3.
Pengembangan dan pengujian konsep
Pengembangan
Konsep
Gagasan
bahwa konsumen sakan menyukai produk yang mempunyai mutu, prestasi
kerja
dan sifat-sifat paling baik, oleh karena itu organisasi seharusnya mencurahkan
energinya
untuk terus-menerus melakukan perbaikan produk
Pengujian
Konsep
Pengujian
konsep produk baru dengan kelompok konsumen sasaran untuk mengetahui
apakah
konsep itu mempunyai daya tarik kuat terhadap konsumen
4.
Pengembangan strategi pemasaran
Merancang
strategi pemasaran awal untuk produk baru berdasarkan konsep produk
5.
Analisis bisnis
Tinjauan
ulang penjualan, biaya dan proyeksi laba dari produk baru untuk mengetahui
apakah
faktor-faktor ini akan memenuhi sasaran perusahaan
6.
Pengembangan produk
Strategi
untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk baru atau yang
dimodifikasi
ke segmen yang sekarang
7.
Uji pemasaran
Tahap
pengembangan produk baru, ketika produk dan program pemasaran diujikan
dalam
keadaan pasar yang lebih realistis
8.
Komersialisasi
Memperkenalkan
produk baru ke pasar
Strategi
Daur Hidup Produk
Daur
hidup produk: perjalanan dan laba suatu produk dalam masa hidupnya
Tahap
daur hidup produk:
1.
Tahap perkenalan
Tahap
di mana produk baru pertama kali didistribusikan dan tersedia untuk dibeli
2.
Tahap pertumbuhan
Tahap
di mana ditandai dengan meningkatnya penjualan yang cepat
3.
Tahap menjadi dewasa
Tahap
di mana ditandai dengan melambatnya atau menurunnya pertumbuhan penjualan
produk
4.
Tahap menurun
Tahap di mana ditandai dengan
penjualan yang semakin menurun.
BAB VI
PENGEMBANGAN
PRODUK DAN DAUR HIDUP PRODUK
1.Strategi dan proses pengembanganproduk baru
Kotler dalam
bukunya Marketing
Management
(2009) mengemukakan bahwa ada delapan proses pengembangan produk baru yaitu
mencakup: pemunculan gagasan (idea generation), penyaringan
gagasan (idea
screening),
pengembangan dan pengujian konsep (concept development and testing), pengembangan
strategi pemasaran (marketing
strategy development),
analisis bisnis (business
analysis),
pengembangan produk (product
development),
pengujian pasar (market
testing),
dan komersialisasi (commercialization). Dalam setiap
tahapan proses tersebut, manajemen akan mereview dan mengambil keputusan apakah
lanjut atau menghentikan proses pengembangan produk baru tersebut.Gambar 1. Proses Pengembangan Produk Baru
Menurut Kotler dalam buku Marketing (1987), langkah-langkah penting dalam pengembangan produk yang terlihat dalam gambar 2.4 dijelaskan di bawah ini:
1) Pemunculan gagasan (idea generation)
Pengembangan baru dimulai dengan penelitian terhadap berbagai gagasan produk baru. Pemunculan gagasan baru harus sesuai dengan jenis usaha perusahaan dan konsumen sebagai salah satu sumber yang paling logis untuk mencari gagasan-gagasan produk baru.
2) Penyaringan gagasan (idea screening)
Tujuan penyaringan adalah mengurangi banyaknya gagasan dengan mencari dan menghilangkan gagasan buruk sedini mungkin.
3) Pengembangan dan pengujian konsep (concept development and testing)
Suatu ide atau gagasan yang lolos penyaringan selanjutnya dikembangkan menjadi beberapa alternatif konsep produk. Dalam hal ini, konsep produk berbeda dengan gagasan produk dan citra produk. Suatu gagasan produk adalah gagasan bagi kemungkinan produk yang oleh perusahaan dianggap bisa ditawarkan ke pasar. Suatu konsep produk adalah versi terinci dari ide yang diungkapkan dalam istilah konsumen yang punya arti. Sedangkan suatu citra produk (image) adalah gambaran khusus yang diperoleh dari produk nyata atau calon produk.
4) Pengembangan strategi pemasaran (marketing strategy development)
Pernyataan strategi pemasaran terdiri dari tiga bagian untuk memperkenalkan produk ke pasar. Bagian pertama menjelaskan ukuran, struktur, dan tingkah laku pasar sasaran, penempatan produk yang telah direncanakan, penjualan, bagian pasar, serta sasaran keuntungan yang hendak dicari pada beberapa tahun pertama. Bagian kedua dari pernyataan strategi pemasaran menguraikan harga produk yang direncanakan, strategi distribusi, dan biaya pemasaran selama tahun pertama. Bagian ketiga menjelaskan penjualan jangka panjang yang direncanakan, serta sasaran keuntungan dan strategi bauran pemasaran selama ini.
5) Analisis usaha (business analysis)
Bila manajemen telah menentukan konsep produk dan strategi pemasaran, perusahaan bisa mengevaluasi daya tarik usulan usaha itu. Manajemen harus menilai penjualan, biaya, dan perkiraan laba untuk menentukan apakah mereka telah memenuhi tujuan perusahaan. Jika telah memenuhi, produk bisa bergerak maju ke langkah pengembangan produk.
6) Pengembangan produk (product development)
Bila konsep produk lolos dari uji analisis usaha, konsep itu lalu menuju riset dan pengembangan dan/atau rekayasa untuk dikembangkan menjadi produk fisik. Bagian riset dan pengembangan membuat satu atau beberapa versi bentuk fisik dari konsep produk agar bisa menemukan sebuah prototipe yang memenuhi konsep produk dan dapat diproduksi dengan biaya produksi yang telah dianggarkan.
7) Pengujian pasar (market testing)
Pengujian pasar ialah keadaan dimana produk dan program pemasaran diperkenalkan kepada kalangan konsumen yang lebih otentik untuk mengetahui bagaimana konsumen dan penyalur mengelola, memakai, dan membeli-ulang produk itu dan seberapa luas pasarnya.
8) Komersialisasi
Tahap komersialisasi menyangkut perencanaan dan pelaksanaan strategi peluncuran (launching strategy) produk baru ke pasar. Dalam melemparkan suatu produk, perusahaan harus memutuskan: kapan, dimana, pada siapa, dan bagaimana.
Daur Hidup Produk
Posted by: coecoesm
on: November 27, 2011
Daur
hidup produk adalah perjalanan penjualan dari suatu produk dalam masa
hidupnya. Siklus hidup produk merupakan suatu konsep penting yang memberikan
pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk.
Daur kehidupan
produk dapat dibagi ke dalam empat tahap utama, yaitu :
1.
Pengenalan
2.
Pertumbuhan
3.
Kedewasaan
4.
Tahap penurunan
Kombinasi
bauran pemasaran biasanya juga akan berubah sejalan dengan pergeseran tahapan
dalam siklus kehidupan produknya. Beberapa alas an yang mendasari tentang hal
ini adalah bahwa sikap dan kebutuhan konsumen akan mengalami perubahan selama
siklus berjalan. Kebijakan produk mungkin saja diarahkan para target pasar yang
berbeda karena perbedaan tahap yang dilalui juga berbeda, ini berakibat bentuk
persaingan juga akan mulai bergeser dari yang bersifat monopoli menuju pada
situasi pasar yang mengarah pada oligopoly.
Dalam
kaitannya dengan penjualan produk, perbedaan dalam siklus juga berarti ada
perbedaan dalam orientasi pencapaian target penjualan produk perusahaan. Pada
umumnya target penjualan rendah pada tahap perkenalan, kemudian meningkat pada
tahap kedewasaan , dan pada akhirnya menurun.
Karakteristik
Tahap-Tahap Dalam Siklus Hidup Produk
Pada
tiap tahap tersebut terdapat peluang dan masalah yang berbeda-beda dalam
kaitannya dengan strategi pemasaran dan potensi laba. Dengan mengenali tahap di
mana suatu produk sedang berada, atau yang akan dituju, pihak manajemen dapat
merumuskan rencana dan strategi pemasaran yang tepat.
Selain
karakteristik di atas, Daur Hidup Produk juga memiliki beberapa karakteristik
sebagai berikut :
- Tidak setiap produk melalui semua tahapan. Beberapa produk bahkan ada yang tidak pernah melewati tahap perkenalan. Umumnya produk yang gagal memasuki semua tahapan ini adalah produk-produk yang berkaitan dengan teknologi dan mode (fad).
- Panjang suatu tahap Daur Hidup Produk untuk tiap produk sangat bervariasi. Product category memiliki Daur Hidup Produk yang paling lama, product form cenderung mengikuti pola Daur Hidup Produk standar (bentuk S), sedangkan merek memiliki Daur Hidup Produk yang paling pendek. Kenyataan membuktikan tidak semua produk memiliki Daur Hidup Produk yang berbentuk S, seperti yang disajikan di kebanyakan buku teks. Sementara itu, style life cycle mempunyai daur hidup yang panjang, sedangkan fad life cycle hanya berlangsung singkat.
- Daur Hidup Produk dapat diperpanjang dengan inovasi dan repositioning. Banyak contoh perusahaan-perusahaan yang berhasil memperpanjang Daur Hidup Produk produknya sehingga penjualannya tidak menurun tetapi malahan terus meningkat.
Gbr.siklus
kehidupan produk
Langkah / Tahap
Dalam Daur Hidup Produk (Product Life Cycle)
1. Tahap
Perkenalan / Introduction
Pada
tahap ini produk baru lahir dan belum ada target konsumen yang tahu sehingga
dibutuhkan pengenalan produk dengan berbagai cara kepada target pasar dengan
berbagai cara.
Strategi yang
umum pada tahap ini adalah mengkombinasi penetapan harga dan kegiatan promosi.
Strategi ini ada empat bentuk, yaitu :
·
Rapid Skimming Strategy
Strategi
ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh
laba kotor per unit sebanyak mungkin, serta dengan melakukan promosi yang
gencar untuk meyakinkan konsumen tentang kualitas produk walau harganya mahal.
Cara ini biasanya dipakai untuk mempercepat laju penerobosan pasar. Strategi
ini akan berhasil jika sebagian besar pasar belum mengetahui keberadaan produk,
konsumen bersedia membayar pada harga berapa pun, dan perusahaan menghadapi
pesaing potensial serta ingin membangun preferensi pada mereknya.
- Slow Skimming Strategy
Strategi
dijalankan dengan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba kotor per
unit sebanyak mungkin dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak
terlalu tinggi. Strategi ini akan berhasil jika besarnya pasar terbatas,
sebagian besar konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen mau membeli
dengan harga tinggi, dan pesaing potensial belum muncul.
- Rapid Penetration Strategy
Strategi
ini dilakukan dengan menetapkan harga yang rendah dan promosi yang agresif.
Tujuan dari strategi ini adalah untuk memperoleh penerimaan pasar yang cepat
dan memperoleh pangsa pasar yang besar. Strategi ini akan berhasil jika pasar
sangat luas, konsumen belum mengetahui keberadaan produk, konsumen sangat peka
terhadap harga, dan terdapat indikasi persaingan potensial yang besar.
- Slow Penetration Strategy
Strategi
ini dijalankan dengan menetapkan harga yang rendah untuk memperoleh penerimaan
yang besar dari konsumen dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak
membengkak. Keberhasilan strategi ini biasanya harus didukung dengan pasar yang
sangat luas, konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen peka terhadap
harga, dan persaingan potensial sangat rendah.
2. Tahap
Pertumbuhan / Growth
Ketika
berada pada tahap tumbuh, konsumen mulai mengenal produk yang perusahaan buat
dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat dibarengi dengan promosi
yang kuat. Akan semakin banyak penjual dan distributor yang turut terlibat
untuk ikut mengambil keuntungan dari besarnya animo permintaan pasar. Tahap ini
sendiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu rapid growth dan slow
growth.
·
Rapid Growth
Tahap
rapid growth ini ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan perusahaan
dengan cepat karena produk telah diterima dan diminta oleh pasar. Tidak semua
produk baru dapat mencapai tahap ini, bahkan tidak sedikit produk baru yang
gagal di tahap awal. Namun jika produk baru itu berhasil, sesuai dengan
kebutuhan konsumen, maka keadaan ini akan menarik pesaing untuk memasuki
industri tersebut dengan produk tiruan.
Strategi
pemasaran pada tahap ini ditujukan terutama untuk membangun pasar yang kuat dan
mengkhususkan distribusi. Mutu produk ditingkatkan dan lini produk diperluas
untuk menarik segmen pasar baru.
·
Slow Growth
Pada
tahap ini penjualan masih meningkat, namun dengan pertumbuhan yang semakin
menurun. Sebagian besar pasar telah dijangkau, karena produk perusahaan telah
digunakan oleh mayoritas konsumen. Situasi ini akan menyebabkan perusahaan
mulai memperbarui produknya agar dapat mempertahankan penjualannya. Pada
umumnya dilakukan usaha modifikasi produk dengan menyempurnakan model (style
improvement) guna memantapkan posisi produknya di pasar. Laba akan semakin
sulit diperoleh perusahaan dan penyalur karena persaingan harga akan cenderung
menyebabkan penurunan harga. Pesaing semakin banyak yang keluar dari pasar
disebabkan oleh semakin berkurangnya keuntungan/daya tarik industri.
3. Tahap
Kedewasaan / Maturity
Tahap
ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan perusahaan.
Normalnya tahap ini merupakan tahap terlama dalam PLC.
Hal
ini disebabkan pada tahap ini pemenuhan inti
kebutuhan oleh produk yang bersangkutan tetap ada. Sebagian besar produk yang
ada saat ini berada dalam tahap ini, karena itu sebagian besar strategi
pemasaran ditujukan untuk produk-produk dalam tahap ini. Strategi pemasaran
kreatif yang digunakan untuk memperpanjang daur hidup suatu produk disebut
innovative maturity.
Penjualan
dalam tahap ini sangat sensitif terhadap perubahan perekonomian. Pasar semakin
tersegmentasi, sehingga untuk masing masing segmen diperlukan promosi yang
berbeda dengan lainnya. Umumnya tahap ini terdiri dari tiga tingkatan. Tingkat
pertama disebut
growth maturity, yaitu pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang disebabkan
oleh dewasanya distribusi. Tidak ada lagi saluran distribusi baru yang bisa
ditambah. Dalam tingkat kedua, stable maturity, penjualan menjadi mendatar yang
disebabkan oleh jenuhnya pasar. Sebagian konsumen potensial telah mencoba
produk baru yang ditawarkan perusahaan. Pada tingkat ketiga, decaying maturity,
penjualan mulai menurun dan konsumen mulai bergerak ke produk lain atau produk
substitusi.
Ada
dua strategi utama yang dapat diterapkan pada tahap kedewasaan. Yang pertama
adalah defensive strategy, yang bertujuan untuk mempertahankan pangsa
pasar dari pesaing dan menjaga kelompok produk (product category) dari serangan
produk substitusi. Bentuk strategi ini adalah berupa modifikasi bauran
pemasaran untuk memperoleh tambahan penjualan. Strategi bertahan ini lebih
menitikberatkan pada penekanan/pengurangan biaya produksi dan menghilangkan
kelemahan produk.
Strategi
yang kedua adalah offensive strategy, yang lebih menitikberatkan pada
usaha perubahan untuk mencapai tingkat yang lebih baik. Bentuk strategi ini
dapat berupa modifikasi pasar, yaitu dengan menggaet kelompok bukan pemakai
(non-user), mengintensifkan penawaran produk kepada non-user, dan merebut
konsumen pesaing. Bentuk lain dari strategi ofensif adalah modifikasi produk,
yaitu mengubah karakteristik produk sedemikian rupa sehingga semakin menarik
konsumen saat ini untuk membeli, dengan cara menawarkan manfaat baru dari suatu
produk kepada konsumen sekarang untuk mendorong pembelian yang lebih banyak dan
pemakaian yang lebih sering (usaha seperti ini sering disebut dengan product relaunching).
4. Tahap
Penurunan / Decline
Pada
kondisi decline produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen untuk beralih ke
produk lain sehingga jumlah penjualan dan keuntungan yang diperoleh produsen
dan pedagang akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti dan akhirnya mati.
Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan selera
pasar, produk substitusi diterima konsumen (baik dan dalam negeri maupun dan
luar negeri), dan perubahan teknologi. Sejumlah alternatif dapat dilakukan pada
tahap akhir PLC ini. Namun perlu diperhatikan bahwa pilihan alternatif haruslah
didasarkan pada kekuatan dan kelemahan perusahaan serta daya tarik industri
bagi perusahaan.
Alternatif-alternatif
tersebut di antaranya adalah :
- Menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan yang baik.
- Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk.
- Mencari pasar baru.
- Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian industri dapat diatasi.
- Mengurangi investasi perusahaan secara selektif dengan cara meninggalkan konsumen yang kurang menguntungkan, tetapi menambah investasi untuk kelompok kecil konsumen yang masih setia dan menguntungkan.
- Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai dengan cepat.
- Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.
Beberapa teknik
atau cara untuk memperpanjang daur hidup produk :
a.
Meningkatkan Konsumsi dengan cara membujuk konsumen untuk meningkatkan
penggunaan produknya dengan berbagai manfaat yang ditawarkan. Contoh : untuk
hasil maksimal gunakan pasta gigi sepanjang bulu sikat, apa pun makannya
minumnya teh botol sosro, memakai sampo setiap hari membuat rambut sehat, dsb.
b. Mencari
fungsi lain produk dari biasanya. Contoh seperti teh tidak hanya untuk ngeteh
saja tapi dapat dibuat kreasi menjadi minuman yang lebih kompleks.
c.
Memodifikasi produk agar tampil baru dan segar baik dari segi isi, kemasan,
takaran, ukuran, manfaat, dan lain sebagainya. Contoh misal seperti produk
unilever yang biasanya terus menerus mengganti isi pepsodent beserta kemasannya
agar selalu tampil baru dan segar.
d. Mencari
target konsumen baru. Jika pasar yang sudah ada sudah tidak dapat diandalkan
untuk meningkatkan penjualan maka dapat ditempuh jalan dengan cara membidik
segmen pasar baru untuk dibujuk untuk menjadi pelanggan. Contoh : rokok
sampoerna hijau yang tadinya membidik golongan menengah ke bawah kini mulai
membidik golongan menengah ke atas untuk memperluas segmen pasar.
Peranan Daur
Hidup Produk dalam Strategi Pemasaran
Daur
hidup produk dapat memberikan indikasi tentang perkembangan suatu produk yang
dapat diterima oleh konsumen. Ukuran yang menunjukkan perkembangan tersebut
adalah tingkat penjualan produk, di samping juga tingkat keuntungan. Daur hidup
produk yang dapat dilalui oleh suatu produk secara normal meliputi empat tahap,
yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan, dan tahap
penurunan.
Atas
dasar kondisi pada masing-masing tahap tersebut perusahaan dapat menyusun
strategi pemasaran yang sesuai. Perbedaan setiap tahap dalam daur hidup produk
itu memerlukan strategi pemasaran yang berbeda pula. Strategi pemasaran yang
dikembangkan didasarkan pada variabel bauran pemasaran dengan penekanan khusus pada
salah satu variabel tertentu. Pada tahap perkenalan lebih diutamakan promosi,
pada tahap pertumbuhan lebih diutamakan distribusi, pada tahap kedewasaan lebih
diutamakan harga, dan pada tahap penurunan lebih diutamakan pengurangan biaya.
engelolaan strategi siklus hidup
didasarkan kepada keempat tahapan siklus hidup produk, yakni: (a) tahap
perkenalan; (b) tahap petumbuhan; (c) tahap kedewasaan; dan (d) tahap
penurunan. Karena siklus produk menegaskan empat hal (Arman dkk), yaitu:
1) Produk memiliki
umur terbatas.
2) Penjualan
produk melalui berbagai tahap, masing-masing memberikan tantangan, peluang, dan
masalah yang berbeda bagi penjual.
3) Laba naik turun
pada tahap yang berbeda selama siklus.
4) Strategi,
pendapatan, manufaktur, dan SDM yang berbeda tiap siklus.
1. Strategi Pemasaran Tahap
Perkenalan
Dalam meluncurkan produk baru,
manajemen pemasaran dapat membentuk suatu tingkat tinggi atau rendah bagi
setiap variabel pemasaran, seperti harga, promosi, distribusi, dan mutu produk.
Dalam hal harga dan promosi menurut Arman dkk (2006), manajemen dapat melaksanakan
satu dari empat strategi yang terdapat dalam gambar 2.6, yaitu:
1) Strategi
peluncuran cepat (rapid skimming): Peluncuran produk baru dengan harga
tinggi dan level promosi tinggi. Strategi ini dapat diterima dengan asumsi
sebagian besar pasar potensial tidak menyadari produk itu, harga yang diminta,
perusahaan menghadapi persaingan potensial dan untuk membangun preferensi merk.
2) Strategi
peluncuran lambat (slow skimming): Peluncuran produk baru dengan harga
tinggi dan sedikit promosi. Strategi ini bila ukuran pasar terbatas, sebagian
besar sadar tentang produk itu, pembeli bersedia membayar harga tinggi, dan
persaingan potensial belum mengancam.
3) Strategi
penetrasi cepat (rapid-penetration): Peluncuran produk dengan harga
rendah dan biaya promosi besar. Strategi ini cocok digunakan jika pasar tidak
menyadari kehadiran produk, sebagian pembeli peka terhadap harga, terdapat
persaingan potensial yang kuat, biaya produksi menurun sejalan dengan skala
produksi dan pengalaman.
4) Strategi
penetrasi lambat (slow-penetration): Peluncuran produk dengan harga
rendah dan promosi rendah. Strategi ini bila pasar besar, mempunyai kesadaran
yang tinggi tentang harga, dan terdapat beberapa persaingan potensial.
Gambar 1. Empat Strategi Pemasaran
dalam Tahap Perkenalan
2
Strategi Pemasaran Tahap Pertumbuhan
Tahap ini ditandai dengan adanya
peningkatan penjualan. Konsumen awal merasa senang dan konsumen berikutnya
mulai membeli. Pesaing baru mulai memasuki pasar, harga bertahan atau sedikit
turun, dan laba meningkat. Menurut Kotler (2009), sepanjang tahap pertumbuhan,
perusahaan dapat menggunakan beberapa strategi untuk mempertahankan pertumbuhan
pasar selama mungkin:
1) Meningkatkan
kualitas produk, menambah ciri-ciri atau fitur-fitur produk, serta memperbaiki
modelnya.
2) Menambah model
baru dan produk penyerta (misal: produk dengan ukuran berbeda, rasa, dan
sebagainya untuk melindungi produk utama).
3) Memasuki segmen
pasar baru.
4) Meningkatkan
cakupan dan memasuki saluran distribusi baru.
5) Beralih dari
iklan yang membuat orang menyadari produk (product-awareness advertising)
ke iklan yang membuat orang memilih produk tertentu (product-preference
advertising).
6) Menurunkan
harga untuk menarik lapisan berikutnya yang sensitif terhadap harga.
Dalam tahap pertumbuhan perusahaan
yang melakukan strategi perluasan pasar yang akan memperkuat posisi
persaingannya, tentu saja akan menambah biaya yang cukup besar. Perusahaan
dalam tahap pertumbuhan akan menghadapi pilihan antara pangsa pasar yang besar
dan keuntungan saat ini yang tinggi. Dengan mengeluarkan uang untuk peningkatan
produk dan distribusi, perusahaan dapat menghadapi posisi yang dominan.
Dengan kata lain, perusahaan akan melepaskan keuntungan saat ini untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih besar pada tahap berikutnya.
3. Strategi Pemasaran Tahap
Kedewasaan
Pada suatu titik, tingkat
pertumbuhan penjualan produk akan menurun dan produk akan memasuki tahap
kedewasaan relatif. Tahap ini biasanya berlangsung lebih lama dari tahap
sebelumnya dan merupakan tantangan berat bagi manajer pemasaran. Kebanyakan
produk berada pada tahap kedewasaan dari siklus hidup.
Menurut Kotler (2009) ada tiga fase
kedewasaan, yaitu:
1) Fase kedewasaan
bertumbuh (growth maturity): Tingkat pertumbuhan penjualan mulai menurun
dan tidak ada saluran distribusi baru.
2) Fase
kedewasaaan stabil (stable maturity): Penjualan datar atas dasar per
kapita karena kejenuhan pasar, dan masa depan penjualan ditentukan oleh
pertumbuhan populasi dan permintaan pengganti.
3) Fase kedewasaan
menurun (decaying maturity): Penjualan menurun dan konsumen mulai
beralih ke produk lain.
Kelebihan produk, persaingan sangat
ketat, mereka membuat niche pasar, dan penurunan harga. Yang mendominasi
adalah perusahaan kuat. Konsentrasi sumber daya mereka ada pada produk yang lebih
menguntungkan dan pada produk baru.
Terdapat tiga cara bermanfaat yang
mengubah jumlah pemakaian terhadap suatu merek (brand), yaitu:
1) Modifikasi
pasar (market modification): dengan konsep menarik perhatian orang yang
bukan pemakai, memasuki segmen pasar baru, dan merebut pelanggan pesaing.
2) Modifikasi
produk (product modification): meningkatkan volume penjualan dengan cara
memodifikasi karakteristik produk melalui peningkatan mutu produk, peningkatan
ciri-ciri atau fitur-fitur produk, dan peningkatan model produk.
3) Modifikasi
bauran pasar (marketing program modification): dengan diskon harga,
distribusi, iklan, sales, personil penjualan (personal selling), dan
pelayanan (services).
4. Strategi Pemasaran Tahap
Penurunan
Penurunan bisa cepat atau lambat,
karena alasan teknologi, pergeseran selera konsumen, dan meningkatnya
persaingan. Mempertahankan produk adalah beban bagi perusahaan maupun karyawan.
Menurut Arman dkk (2006) berikut adalah strategi bertahan dalam tahap penurunan
yang tersedia untuk perusahaan yaitu:
1) Meningkatkan
investasi perusahaan untuk mendominasi atau memperkuat posisi pasar.
2) Mempertahankan
level investasi sampai ketidakpastian industri itu terselesaikan.
3) Mengurangi
investasi secara selektif dengan melepas pelanggan yang tidak menguntungkan.
4) Menuai
investasi untuk memulihkan kas secepatnya.
5) Melepas usaha
secepat mungkin dengan menjual asetnya.
BAB VII
KASUS KASUS PEMASARAN
Contoh
Kasus Pemasaran : Aqua
Siapa yang tidak mengenal Aqua,
merek minuman dalam kemasan ini menguasai pangsa pasar penjualan air mineral
dalam kemasan di Indonesia. Dengan total asset mencapai sekian dan harga saham
per lembarnya mencapai tentu saja menunjukkan perusahaan ini adalaha perusahaan
yang bonafide.
Aqua menjadi pelopor air minum dalam
kemasan di Indonesia. Berawal dari ide Tirto Utomo, pendiri perusahaan Aqua
Golden Missisipi yang melihat adanya peluang pasar yang besar. Pada saat itu
Indonesia kekurangan air berish siap minum, karena yang tersedia hanya air
leding atau air dari sumber lain yang dimasak sendiri untuk keperluan
minum.
Untuk menjamin ketersediaan dan
kualitas produk, perusahaan merasa perlu memiliki pabrik penjernihan air
sendiri. Untuk itulah aqua membangun pabrik penjernihan air pertama di
Indonesia yang berasa di daerah bekasi. Saat itu permintaan produk masih kecil
sehingga pabrik hanya beroperasi tiap Senin dan Selasa. Saat itu pasar untuk
industry minuman dalam kemasan masih sangat terbatas. Banyak yang menertawakan
konsep bisnis Aqua, selain karena harganya yang sama dengan bensin ketika itu,
banyak juga yang menganggap Indonesia tidak memerlukan produk minuman dalam
kemasan.
Pada saat itu juga focus Aqua hanya
ada pasar orang asing yang menyantap makanan di berbagai restoran di Jakarta,
ketika itu penjualan mencapai 2,5 juta liter di tahun 1980, dengan kondisi
belum memiliki distribusi di luar Jakarta. Perusahaan mengambil langkah
antisipasi dengan menggunakan kemasan sekali pakai. Dengan penggunaan kemasan
ini perusahaan mengalami peningkatan penjualan terutama untuk wilayah luar
Jakarta.
Pada tahun 1985 Aqua memulai
kompetisi dengan minuman ringan yang ditandai dengan mengeluarkan kemasan 220ml
yang mendongkrak penjualan dan dalam waktu setahun mencapai penjualan 42 juta
liter dalam produk air kemasan.
Keberhasilan pemasaran Aqua dimulai
saat penentuan nama merek. Tirto memberi nama Aqua yang diambil dari bahasa
latin yang artinya “air”. Orang asing yang datang ke Indonesia pasti langsung
mengerti maksud dari merek tersebut, di lain pihak nama itu dapat diterima
dengan baik dengan masyarakat Indonesia karena dianggap netral dan tidak
menyerupai salah satu bahasa daerah yang digunakan di negara kita. Untuk
membangun reputasi merek dengan baik, perusahaan berusaha mempertahankan
kualitas produk dengan mengembangkan berbagai inovasi yang dapat menjamin
kandungan dan tingkat keamanan konsumsi produk.
Citra disini memegang peranan
penting karena Aqua menyediakan air minum tanpa rasa dan manfaat seperti pada
minuman berenergi. Untuk membangun citra perusahaan menggunakan slogan “bersih,
bening dan bebas bakteri” pada empat tahun pertama. Namun, slogan ini tidak
membantu banyak. Pada tahun 1979, aqua mengganti slogan menjadi “air sehat
setiap saat” yang akhirnya lebih efektif memberikan dampak signifikan bagi
perusahaan. Kesempurnaan operasional dari hulu ke hilir menjadikan Aqua
pemimpin pasar di kategori air minum dalam kemasan sampai saat ini yang
terlihat dari kinerja finansial serta non-finansialnya. Dan kalo kamu kepingin
minum air AQUA yang lebih segar jangan lupa menggunakan DOMO Stand Water Dispenser [DI
2020] dijamin akan lebih menyenangkan sensasi minum air AQUA
BAB
III
DAFTAR
PUSTAKA
Kotler Phillip, Keller Kevin Lane. “Manajemen Pemasaran” Jilid 1, Edisi 13, Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar